Pria berkacamata ini mengaku masalah mental jadi tantangan terberat berkompetisi di ajang ini. "Semua materi sudah diberikan oleh Yamaha jadi tidak ada maslah. Tinggal yang paling sulit adalah mental bertanding," ungkap Asep yang kini menjabat sebagai service advisor di bengkel tempatnya bekerja.
Sedang juara kedua adalah Ahmad Kurniadi dari dealer Yamaha SIP Kepanjen Malang, Jawa Timur. Di posisi ketiga ada Rubiardi dari dealer Yamaha Sumber Baru Motor, Magelang.
Dengan hasil ini, Asep Sumpena berhak bertarung di World Technician Grand Prix (WTGP) pada bulan September di Yamaha Motor Corporation Jepang bersama juara ITGP tahun 2012. Keduanya yakin mampu bersaing dengan mekanik-mekanik terbaik Yamaha dari seluruh dunia.
Keyakinan ini diperkuat dengan persiapan yang telah dilakukan selama ini. Materi yang dilombakan pada ITGP 2014 ini juga diyakini menjadi simulasi untuk bertanding di WTGP. "Ada beberapa fase yang dinilai yaitu tes teori, measurement, customer reception, serta periodical inspection dan trouble shooting. Keempatnya akan diuji di WTGP juga ada di ITGP," beber Dirdhana, Education & Technical Publication Manager PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
"Kami berharap mereka bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia," ungkap M. Abidin, GM Service & Motorsport Division PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing. Tentunya meneruskan tradisi juara oleh mekanik-mekanik Yamaha asal Indonesia.
Pada tahun 2007 Yamaha Indonesia yang diwakilkan oleh Dewa Putu Gunawirawan dari Bali dan Djarot Imam Kristanto dari Solo, secara berurutan memperoleh juara pertama dan kedua dunia. Disusul tahun 2012, Sukrisna Beni dari Yogyakarta, berhasil menduduki posisi kedua dunia. (motor.otomotifnet.com)