Upgrade Turing Yamaha Byson, Minimalis Ala BYDIC

Dimas Pradopo - Jumat, 5 Desember 2014 | 12:44 WIB

(Dimas Pradopo - )


Saya lebih suka pakai cover bag di belakang, takut ganggu handling seandainya pakai ekstra bagasi

Jakarta - Turing kerap jadi salah satu menu bagi anggota klub motor. Seperti contohnya klub motor BYDIC (Byson Depok Independent Club) Depok yang berdiri sejak 1 Mei 2011 ini kerap melakukan bepergian jauh atau keluar kota berhari-hari dengan besutannya.

BYDIC yang beranggotakan 73 orang ini, kebanyakan anggotanya menambahkan boks tambahan agar barang bawaan terangkut semua. Namun agak berbeda dengan Retno Suprianto, yang jadi penguasa Divisi TATIB (Tata Tertib) di BYDIC. "Saya enggak mau terlalu ribet buat di motor, beberapa teman se-klub ada juga yang pakai top box atau side box. Tapi saya lebih suka pakai cover bag di belakang, takut ganggu handling seandainya pakai ekstra bagasi," bebernya.

Tatakan gadget disematkan dekat setang, supaya gampang mantaunya. Perjalanan malam tetap terang dengan lampu HID



Anto, panggilannya, lebih senang modif simpel dan berfungsi buat menemani turing. Contoh dudukan gadget di tengah setang atau biasa disebut docking HP berikut charger nya, ban besar, performa mesin, lampu HID dan jok.

Docking hape memang sangat penting buat perjalan jauh, selain memberi arah jalan melalui gadget, juga info cuaca. Sedangkan charger bisa langsung dihubungkan dengan aki di motor. Disarankan pemasangan charger ini diserahkan ke yang ahlinya.

Mengimbangin performa mesin, knalpot standar dipensiunkan


Turing jauh sudah pasti akan menemui waktu malam. Nah, dalam perjalanan di malam hari, pastinya butuh penerangan ekstra dong. "Ukuran komponen HID ini jangan melebihi 55 watt di ballast. Aman buat pengendara lain dari lawan arah," saran pria ramah ini.

Soal mesin, Anto punya trik mudah agar larinya motor enggak lelet. Yakni cukup memasang karbu PE26 saja. "Karena ukuran segitu masih cukup aman buat turing jauh maupun dipakai dalam kota," ungkapnya.

Jok model jaring, diklaim lebih empuk dan gak bikin panas bokong

Selain itu, permukaan aspal di Indonesia yang cukup beragam, gelombang, tambalan, lubang dan lainnya, pemakaian ban jadi penting.Makanya, Anto memilih ban depan belakang dengan ukuran 120/70 depan dan 150/60 untuk belakang agar makin asyik selama perjalanan dan cornering.Simpel tapi maknyus. • (otomotifnet.com)