Sejarah yang beredar tentang café racer, adalah modif bergaya balap yang kerap dipakai hangout dari cafe satu ke cafe lain. Agak beda dengan Yamaha DT bikinan Hantu Laut (HL) ini.
Bukan buat bersosialita atau gaul di cafe, tapi malah diajak ke pasar. “Memang, bukan untuk bejek gas alias balap. Tapi untuk pergi ke pasar,” tegas Dony Permana, owner HL.
Bukan buat bersosialita atau gaul di cafe, tapi malah diajak ke pasar. “Memang, bukan untuk bejek gas alias balap. Tapi untuk pergi ke pasar,” tegas Dony Permana, owner HL.
Begitunya pasar yang dituju bukan pasar tempat jual sayuran, daging dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Itu mah tempat belanja ibu-ibu! Ha...ha...ha.
“Pasar yang dimaksud, toko yang sediakan variasi kebutuhan bengkel,” seru Dony Batak sapaan builder ini. Batak kok pasih bahasa Sunda ya. Weww...
Basic Yamaha DT berkapasitas engine 80 cc dipilih, karena enggak mungkin ke pasar kebut-kebutan. Jadi dipilihlah motor ber-cc kecil. Lah kalau belanja, barang bawaannya simpen di mana? Boncengan aja susah.
“Tinggal bawa ransel gede, beres deh. Kan namanya juga perjuangan,” kekeh pria yang ngendon di Jl. H. Nawi Raya, Gg. Haji Jeni, No. 78, Gandaria Utara, Jakarta Selatan.
Ciyuss...! (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Pelek depan : TK 1.80 x 16
Pelek belakang : TK 2.15 x 16
Ban depan : Swallow 90/80-16
Ban belakang : Swallow 100/80-16
Hantu Laut : 0818-1810 78