Selain manfaatnya, desain knalpot racing juga jadi bahan pertimbangan saat konsumen melakukan pembelian. Dengan alasan bisa upgrade performa secara instan dan bisa gaya, membuat menjamurnya merek knalpot racing saat ini.
Namanya juga knalpot racing, oleh pembuatnya diseting agar aliran gas buang enggak terhambat. Akibatnya, suara yang dikeluarkan bikin bising dan ujung-ujungnya polusi suara.
Polisi lalu-lintas di beberapa wilayah, enggak ada kompromi dengan polusi suara. Beberapa produsen knalpot racing, menjawab soal polusi suara tersebut dengan menambahkan perangkat DB Killer. “Ke depannya semua produk CLD wajib menyertakan DB Killer. Selain itu, kita juga jual terpisah perangkat tersebut dengan harga Rp 50 ribu,” jelas Dodo Zulianto, bos produk racing berlabel CLD.
Pemakaian DB Killer, enggak hanya akan menekan volume suara yang keluar dari knalpot. “Tapi juga bisa mempengaruhi performa motor yang knalpotnya menggunakan perangkat tersebut,” papar Freddy G dari Ultraspeed Racing di Kebon Jeruk, Jakbar.
Tentu soal pemakaian DB Killer, bikin penasaran. Selain memang langsung bikin tunggangan yang pakai knalpot racing enggak bising, apa lagi ya pengaruh lainnya?
Untuk menjawab hal tersebut, OTOMOTIF tes langsung pemakian DB Killer ke Kawasaki KLX150S. Spesifikasi mesinnya, sudah memakai piston berdiameter 63 mm, karburator Mikuni PE28 dan pastinya knalpot racing CLD.
Dengan masih menggunakan ban pacul, KLX150S dinaikkan ke mesin Dynomite milik bengkel Ultraspeed Racing. Pengetesan dilakukan 2 tahap, pertama tanpa menggunakan DB Killer dan berikutnya dengan pemasangan perangkat tersebut.
Hasil Tes
Saat KLX150S berpiston 63 mm menggunakan knalpot tanpa DB killer powernya mencapai 12,13 dk/8.244 rpm. Torsinya ada di 12,35 Nm/5.783 rpm. Sedang ketika menggunakan DB killer, suaranya jauh lebih halus, tapi power maksimalnya langsung turun jadi 11,84 dk/8.573 rpm. Begitu juga dengan torsinya yang mencapai 11,87 Nm di 7.032 rpm. (motor.otomotifnet.com)