First Ride Suzuki Inazuma 250, Handlingnya Mantap!

Dimas Pradopo - Senin, 15 Oktober 2012 | 16:00 WIB

(Dimas Pradopo - )


Sebenarnya, dari launching Suzuki Inazuma 250 yang dilakukan hari Jumat lalu (11/10) yang kami incar adalah mencicipi motor sport 2 silinder ini. Enggak pakai lama, unit tes yang sedang dipamerkan langsung kami culik dan dibawa berputar-putar di sekitar kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol.

Pesan dari Yozo Kamia, Model Project Leader Motorcycle Engine Dept Suzuki Motor Corporation, Jepang, motor ini punya kelebihan pada handling. Mudah dan nyaman menaklukan tikungan, makanya cocok untuk turing. Ciuuuus nih? Biar enggak penasaran, riding gear langsung dipakai, motor pun dikangkangi. Ayo ikuti kami..

Desain dan Fitur
Meski banyak kasak-kusuk yang berkata motor ini kurang sporty karena tanpa fairing, tapi memang ini lah yang ditawarkan Suzuki. Desain sport naked-nya memang sengaja ditampilkan untuk mengakomodir keinginan mereka yang kurang sreg sama sepeda motor berfairing.
Sokbraker belakang bisa disetel dengan memutar lewat lobang-lobang yang tersedia (gambar kanan atas). Ruang tool kit di bawah jok lumayan lega.
Desainnya banyak diklaim sebagai baby Suzuki B-King. Bentuk sepatbor depannya yang gambot memang mirip Suzuki B-King. Desain tangki dan shourd-nya terlihat pas, enggak kedodoran. Juga dual knalpotnya makin membuat gagah, mirip moge beneran deh! Tapi sayang, rasanya bagian butut terlalu lebar, khususnya di area lampu belakang

Fiturnya enggak beda jauh bila dibandingkan dengan motor sport 250 cc lainnya. Panel indikatornya paduan analog dan digital. Takometer diletakan di tengah dan ditampilkan dengan jarum, meski masih analog bentuk seperti ini malah sangat mudah dilihat. Sedang yang ditampilkan secara digital adalah speedometer, odometer, tripmeter, fuel meter.

Beberapa fungsi fitur lainnya seperti indikator injeksi, oli dan suhu mesin juga lampu sein juga ditampilkan secara digital. Menariknya, motor juga punya indikator posisi gigi yang ditampilkan secara digital. Satu lagi adalah indikator eco riding seperti yang ada di Satria 150 FU atau Kawasaki Ninja 250.
Stabilizer sokbraker depan sudah jadi fitur bawaan motor, standar tengah jadi nilai tambah
Motor yang punya finishing detail rapi jali ini juga dilengkapi dengan wadah tool kit di bawah jok. Buat safety, ada sensor di standar samping. Mesin bisa menyala tapi ketika memasukan gigi dalam keadaan standar samping belum terlipat, mesin akan secara otomatis mati.

Handling
Duduk di atas joknya terasa tidak terlalu tinggi tapi terasa lebar. Rider bertubuh 165 cm jinjit sedikit saja kok, atau kalau enggak mau repot pakai saja sepatu beralas tebal. Buat menahan bobotnya memang terasa berat, waktu melihat spesifikasinya ternyata mencapai 182 kg, wow lebih berat dari Ninja 250 yang cuma kg 172 kg.

Pantas saja waktu menggeser-geser motor saat hendak memotret terasa berat, untungnya di rangka belakang sebelah kiri ada begel dari pipa besi. Meski kelihatan jadul tapi terbukti fungsional di parkiran. Untuk memposisikan ke standar tengah juga cukup berat, harus pakai badan. Eh iya, di kelas 250 cc tanah air mungkin ini satu-satunya sport 250 cc yang punya standar tengah.
Tikungan patah mudah dilibas, tapi tetap tenang saat belok kencang
Sedang posisi duduknya, asli nyaman banget. Setang jepitnya dirancang tinggi menjulang. So, badan tetap tegap ditambah busa jok yang tebal dan empuk. Buat yang doyan jalan jauh bakal betah nih. Kaki juga enggak terlalu melipat ke belakang.

Dan yang mengagetkan adalah ketika mulai berjalan. Bobot berat yang awalnya terasa ketika diam langsung hilang. Menikung patah pun mudah dilakukan dengan radius putar setang tidak terlalu lebar. Yang asik ketika menikung cepat di tikungan berbentuk L, handlingnya mantap. Enggak goyang dan bikin percaya diri ketika belok rebah sekalipun.

Besar kemungkinan ini ada hubungannya dengan aplikasi kaki-kaki gambotnya. Yang depan pakai pelek 3 inci sedang yang belakang 4 inci. Ban depan pakai ukuran 110/80-17, sedang yang belakang 140/70-17.

Oiya, di sokbraker depannya juga sudah ada stabilizer yang dipasang di atas tabung sokbraker. Hasilnya gerakan tabung kanan dan kiri akan selalu sama. Oke nih buat turing!
Posisi duduk tegak, nyaman jalan jauh
Performa
Mesin dua silindernya memang masih SOHC tapi Suzuki mengklaim tenaga bawah-tengahnya terasa cukup untuk turing. Memang benar sih, power di putaran bawah tak jauh beda dari Ninja 250 injeksi terbaru. Sama-sama halus tapi ketika putaran mesin sudah dekat 7.000 rpm hentakannya makin terasa.

Prosesi pindah giginya tergolong keras, tapi tenang tidak sampai memperlambat akselerasi. Pasalnya beberapa kali mencoba gear shifting cepat pun tidak sampai mis. Soal performa, Suzuki mengklaim motornya ini sanggup memuntahkan tenaga hingga 24 PS di 8.500 rpm. Torsinya mencapai 22 Nm di 6.500 rpm. Transmisinya 6 speed dan sudah memiliki pendingin ruang bakar dengan radiator.

Kesimpulan awal pada sesi first impression ini sih okelah untuk motor Rp 46 jutaan. (motorplus-online.com)

Spesifikasi
Panjang: 2.145 mm
Lebar: 760 mm
Tinggi: 1.075 mm
Wheelbase: 1.430 mm
Jarak terendah ke tanah: 165 mm
Tinggi jok: 780 mm
Berat: 182 kg
Tipe mesin: 4 langkah, 2 silinder, pendingin cair, SOHC
Diameter silinder X Langkah piston: 53,3 x 55,2 mm
Kapasitas silinder 248 cc
Rasio kompresi: 11,5:1
Sistem bahan bakar: Fuel injection
Sistem starter: Listrik
Sistem pelumas: Wet sump
Transmisi: 6-Speed constant mesh
Rasio pengurangan utama: 3.238 (68/21)
Rasio pengurangan akhir: 3.285 (46/14)
Suspensi depan: Teleskopik, per ulir, peredam oli
Suspensi belakang: Lengan ayun, per ulir, peredam oli
Rake/trail: 26u/105 mm
Rem depan: Cakram
Rem belakang: Cakram
Ban depan: 110/80-17M/C57H
Ban belakang: 140/70-17M/C66H
Sistem starter: Elektrik, full transistor
Kapasitas tangki: 13,3 liter
Kapasitas oli: 2,4 liter

Riding gear: Alpinestars-ProRiders 021-57931965