Menariknya, dari data penjualan Honda yang diterima redaksi, 42.700 unit dalam dua bulan penjualan skubek Honda tersebut disumbang oleh skubek retro Honda Scoopy. Skubek yang baru meluncur pertengah tahun 2010 silam ini memberikan kontribusi penjualan hingga 13 persen.
Hal ini membuktikan bahwa skubek dengan desain retro cukup diterima masyarakat, dan terbukti tidak musiman. Awalnya banyak yang beranggapan bahwa skubek retro hanya akan booming sesaat. Bahkan pabrikan merek lain pun enggak memasarkan model retro dengan alasan tersebut.
Padahal Yamaha menjadi market leader skubek di Thailand dengan Yamaha Fino-nya yang notabene berdesain retro. Atau Suzuki yang juga punya line up skubek Suzuki Jelato berdesain retro.
Langkah PT Astra Honda Motor yang kemudian menambah kapasitas produksi Honda Scoopy pun terbilang tepat. Diawal peluncurannya, hanya 14 ribu unit Honda Scoopy yang diproduksi dan dipasarkan. Padahal permintaan lebih dari itu, hasilnya inden pun menumpuk.
Di awal tahun 2011, Executive Vice President Director PT AHM, Johannes Loman, mengatakan pada awal Januari telah memutuskan menaikkan kapasitas produksi Honda Scoopy menjadi 25 ribu unit tiap bulannya.
Meski begitu, penjualan Honda Scoopy belum ideal mencapai 25 ribu unit tiap bulannya seperti yang ditargetkan PT AHM. Sebulannya baru sekitar 20 ribuan. Kita lihat saja, trend skubek retro akan terus berkembang atau flat sampai di 20 ribu unit perbulan. (motorplus-online.com)