"Kita merakit tapi hanya sedikit sekali. Misalnya rodanya dikirim dalam kondisi terlepas, jadi harus merakit. Bukan yang membutuhkan banyak tenaga kerja untuk merakit mesin yang masih terurai misalnya," ungkap Rizal Tandju, Marketing & Public Relation Assisten Manager PT Bajaj Auto Indonesia (BAI).
Lalu kapan Bajaj akan benar-benar membuka pabrik perakitan? "Bukan masalah kapan, tapi ini adalah masalah kelayakan bisnis. Inginnya secepat mungkin," jelas Dinesh Kulkarni, Vice President Director PT BAI.
Artinya, Bajaj masih berhitung skala ekonomi bila benar-benar berinvestasi di Indonesia. Jangan sampai malah rugi, pasalnya angka penjualan Bajaj di Indonesia pun belum terlalu tinggi. Di tahun 2010 BAI hanya menjual 16 ribu unit dari total pasar yang mencapai 7,2 juta unit.
Atau jangan-jangan harga dari India memang masih tergolong murah. Bayangkan saja, Pulsar 220 dengan berbagai fitur unggulannya bisa dilepas hanya Rp 18,6 jutaan. Atau Pulsar 180 yang dilepas Rp 15 jutaan!
"Dari India memang harganya murah karena cost production-nya rendah. Di sana produksi Bajaj mencapai 3 juta setahun. Jadi wajar kan kalau murah," jelas Rizal Tandju. (motorplus-onlie.com)