Acara seremonialnya dihadiri pelaku drag bike dan team drag bike, termasuk dari IMI Daerah Istimewa Yogyakarta. Tak tanggung-tanggung peresmiannya dilakukan oleh GKR Hemas, permaisuri Sri Sultan HB 10. Yang memberikan support penuh serta apresiasi kepada MFC. Intinya karena MFC mewadahi kaum wanita yang suka balap untuk mengeksplor kemampuannya khususnya di drag bike. Serta sebagai sarana meraih prestasi.
MFC mempunyai perjalanan menarik. Dibentuk pada 12 Desember 2013 silam dan diprakarsai oleh Permadi Permata Wijaya dan putrinya Ismonita Permatasari, yang akrab disapa Monita.
Gadis manis kelahiran 1 April 1998 adalah pebalap dragbike yang kerap turun di banyak kelas. Hebatnya, pelajar SMK di Yogyakarta itu biasa bersaing dengan para pria, dialah pula yang menjadi ikon MFC.
Nah pembentukan MFC menurut Permadi ada alasannya. “Saya melihat banyak anak-anak cewek seusia Monita yang hadir di even drag bike. Mereka tertarik dengan kompetisi tersebut. Kenapa mereka enggak diwadahi dengan kegiatan positif, ketimbang hanya kongkow-kongkow di paddock tanpa berkegiatan jelas. Artinya kami menepis kegiatan negatif kan dan malah mencoba mengejar sebuah prestasi,” yakin Permadi, yang mantan pelaku drag bike itu.
“Kami menggunakan sarana yang ada saja. Yakni sirkuit Pantai Depok. Sedangkan halaman stadion Sultan Agung Bantul untuk melatih atau belajar start,” tutup Permadi.
Selain praktek, belajar teori juga dilakukan. Kegiatan itu memanfaatkan sekretariat di Sidorejo Rt07, Ngestiharjo, Kasihan Bantul Yogyakarta yang juga rumah Permadi. Di situ coaching clinic dipaparkan. Seperti memutar rekaman video drag bike ketika Monita berlaga, juga drag biker lain, termasuk materi mengamati lampu start. Alat peraga seperti stang motor yang dilengkapi kabel gas, kopling dan rem, juga ada. Oke kita lihat saja deh kiprahnya ke depan. (motor.otomotifnet.com)