All About Throttle Body, Bebas Perawatan?

billy - Selasa, 23 Oktober 2012 | 12:02 WIB

(billy - )


Throttle body (TB) menjadi salah satu komponen slow moving pada mesin fuel injection yang berfungsi mengontrol aliran udara yang masuk ke ruang bakar. Kalau bisa diibaratkan, prinsip kerja TB mirip sebuah sedotan. Layaknya sedotan untuk menyedot minuman, harus memiliki dimensi yang sesuai.

JAGA KEBERSIHAN

Sedotan yang kecil, membutuhkan isapan yang tak terlalu besar untuk mengirim minuman ke mulut. Namun jika sedotan terlalu besar, maka butuh usaha lebih untuk ‘menarik' (menyedot) air. Kuatnya daya sedot tergantung dari kemampuan paru-paru. Demikian dengan TB, paru-paru diibaratkan kemampuan daya isap internal mesin.

Melihat analogi di atas, maka besarnya TB harus benar-benar pas. "Jika mesin atau internal mesin tidak mengalami modifikasi ekstrem hampir pasti tak perlu mengganti TB," sebut Taqwa, pemilik bengkel Garden Speed di Cilandak, Jaksel.

Jika pemilik mengganti TB dengan yang lebih besar, namun jeroan mesin belum dimodifikasi, hasilnya tidak ada atau justru menurunkan power mesin.

Sebab itu pula, sangat tidak dianjurkan melalukan pembesaran sendiri terhadap TB. Dan tidak disarankan juga untuk mengubah atau melakukan modifikasi terhadap sudut yang ada di TB.

Sebab jika mengubah sudut atau melakukan modifikasi maka akan membuat aliran udara tak lagi benar. Bisa jadi aliran udara tak cepat atau justru menghambat.

Bahkan menurut Taqwa sebenarnya kalau tidak ada gejala apapun, komponen ini bebas perawatan. "Untuk menjaga memang bisa dilakukan pembersihan. Tapi enggak perlu terlalu sering juga. Pilih bahan pembersih yang bisa langsung mencairkan kotoran yang ada," ucapnya.

TB biasanya kotor karena adanya uap oli atau udara kotor yang terkirim karena lolos dari perangkap filter udara. Sebenarnya sangat mudah menjaga TB tetap bersih dan berfungsi maksimal, yakni selalu menggunakan oli mesin yang sesuai rekomendasi pabrik dan menjaga kebersihan filter udara.

Meski begitu, jika akhirnya ditemui TB yang kotor tak haram di bersihkan. Untuk prosesnya, antara disemprot dan dibersihkan dengan membuka (dipreteli) dari ‘rumahnya' sama-sama bagus.

Kalau di semprot lebih aman namun biasanya kurang bersih. Sedangkan kalau dibuka, bisa jadi jauh lebih bersih tapi memiliki resiko lebih tinggi, terutama bagi TB yang sudah drive by wire (DBW). Biasanya kalau ada gangguan pada sensor DBW maka putaran mesin jadi ngaco.

Walaupun sebenarnya TB itu tak perlu dirawat, namun tetap saja bisa rusak. Biasanya karena pemilik mobil yang tak bisa merawat mobil. Maksudnya, jalur yang dilewati berdebu dengan intensitas kemacetan cukup tinggi, ditambah lagi saringan udara model terbuka (open air) yang sangat mudah menghisap udara tanpa ada saringan.

Alhasil, sangat mungkin membuat TB jadi kotor. Sebab kotoran atau debu tak mungkin bisa tersaring dengan baik sehingga akhirnya terkirim ke TB. Kotoran ini akhirnya terperangkap karena bergabung dengan uap oli. Lantas bersemayam di sekitar skep TB. Akibat, kemungkinan kotoran menggores TB bisa terjadi.

Sulitnya, untuk bisa mengetahui apakah TB itu rusak atau tidak harus konsultasi ke bengkel dan dilakukan diagnosa. Namun salah satu patokan yang mudah, yakni rpm bisa tiba-tiba tinggi atau drop.

Kalau pun TB rusak dan harus diganti baru, umumnya produk baru dibanderol sekitar Rp 1 jutaan. Makanya menjaga kebersihannya perlu diperhatikan.
 (mobil.otomotifnet.com)