Mengenal Auto Start/Stop, Mesin Mati Malah Happy

billy - Sabtu, 17 Desember 2011 | 12:02 WIB

(billy - )


Tanda fungsi Auto Start/Stop bekerja ada pada panel instrumen
JAKARTA - Tentunya jika mobil yang ditunggangi mesinnya mati mendadak, pengemudinya akan panik. Namun, tidak untuk pengadopsi teknologi Auto Start/Stop. Justru malah gembira, karena konsumsi bahan bakar tunggangannya akan lebih hemat. Tentu saja hemat, karena tidak ada setetespun bahan bakar yang dikonsumsi kala mesin mati. Teknologi seperti apakah itu?

MOTOR LISTRIK
Pertanyaan konyol tetapi ada benarnya. Mobil apa yang paling irit bahan bakar di dunia? Mobil yang tidak menyalakan mesinnya. Bagaimana pun tak ada bahan bakar yang dikonsumsi selama mesin mati, bukan?

Nah, hal ini juga yang menjadi inspirasi para insinyur dalam menciptakan teknologi yang menghemat bahan bakar. Utamanya, ketika tunggangan berada di kemacetan, di mana kondisi ini adalah merupakan konsumsi bahan bakar paling boros, seliter untuk 0 kilometer, karena mobilnya diam, namun mesin masih bekerja.

Untuk mengatasinya, digunakanlah teknologi auto start/stop atau Idle Stop and Go (ISG). Di Tanah Air, teknologi ini sudah digunakan pada BMW 1 series yang baru saja diluncurkan. Teknologi ini merupakan pertama dipakai di BMW yang nantinya akan digunakan pula pada seri BMW yang lebih tinggi ‘kasta'nya.

Namun, di belahan dunia lain sana, sistem ini sudah digunakan sebelumnya pada Volkswagen Polo, Fiat Regata, atau i-stop pada Mazda. Serta beberapa pabrikan lain pun menerapkan dengan nama yang berbeda namun prinsip kerjanya sama.

Jadi, ketika tunggangan berhenti dalam beberapa saat, lantas ECU akan memerintahkan mematikan mesin sementara. Hingga pedal rem diangkat (pada tipe transmisi otomatik) atau pedal kopling ditekan kembali (pada tipe transmisi manual). Namun, pada tipe transmisi manual, persneling harus dalam kondisi netral agar fungsi ini bekerja.

Lantas bagaimana dengan fungsi AC dan peranti lainnya? Jadi, alternator benar-benar tidak menyuplai listrik dan listrik hanya berasal dari baterai. Dalam kondisi suplai listrik menurun, mesin bisa hidup kembali untuk mengisi setrum pada baterai atau aki.

Kompresor AC pun menggunakan motor listrik agar tetap bekerja mendinginkan kabin saat mesin mati. Lantas, selain menggunakan alternator, suplai listrik pun dibantu oleh motor degeneratif yang membantu mengisi setrum pada aki. Sistem ini bekerja pada saat deselerasi atau pengereman, lewat generator yang terhubung dengan hub roda.

Pada BMW ini merupakan salah satu fungsi dari serangkaian teknologi efficiency dynamic yang bertujuan mengurangi emisi dan penghematan bahan bakar. "Teknologi Auto Start/Stop ini bakal diterapkan di seluruh line-up BMW nantinya," ujar Helena Abidin, Corporate Communications Director PT BMW Indonesia.

Apa cocok di Tanah Air yang bentar-bentar macet?  (mobil.otomotifnet.com)