Rio Haryanto : Saya Tidak Jauh Dari Mereka

Senin, 7 April 2014 | 15:08 WIB




Ya, ada yang berbeda dengan press conference Rio kali ini. Dua tahun lalu, pihak keluarga, pihak manajemen, Pertamina selaku sponsor dan mantan menpora Adhyaksa Dault gembira karena Rio baru naik kelas dari GP3 ke GP2. Namun saat itu masih meraba bagaimana karier Rio bersama tim Carlin.

Apa daya, pembalap yang menurut pandangan banyak pengamat layak berada di papan atas ini hanya berada di urutan 14. Enggak masalah, toh ini tahun pertamanya di GP2. Tahun berikutnya kembali harapan tampil bagus itu muncul bersamaan dengan bergabungnya Rio ke tim Barwa Addax. Tapi apa lacur, kondisinya lebih parah karena Rio justru terpuruk ke urutan 19. Pahit!

LEBIH BAIK DARI GP3

Rio Haryanto dan seluruh pendukungnya selalu mengawali musim kompetisi di GP2
dengan penuh harap. Tapi kali ini beda


Namun itu kenyataan dua tahun berlalu. Saat press conference awal musim 2014 di kawasan SCBD, Jakpus (1/4), energi positif rasanya menyelimuti semua pihak yang mendukung putra Sinyo Haryanto-Indah Pennywati ini.

Enggak berlebihan disebut demikian. Karena baik Rio, keluarga, Pertamina, Adhyaksa, motivator Andrie Wongso dan perwakilan tim EQ8 Caterham, semua diliputi suasana optimis. “Di akhir musim kami berharap ia bisa masuk 3 besar. Dia mampu meraihnya dan engineering kami punya support yang terbaik untuknya,” ulas Mia Sharizman, GP2 Team Principal Caterham Racing.

Selain itu, dari 3 kali tes pramusim, pembalap kelahiran Solo, 22 Januari 1993 ini menunjukkan hasil yang positif. Ya, setelah dua kali menjajal Caterham di Yas Marina, Abu Dhabi dengan hasil biasa-biasa saja, progress ditunjukkan Rio di tes ketiga di Bahrain 19-21 Maret lalu. Catatan waktunya menjadi yang tercepat selama tes 3 hari tersebut dan memberi titik terang kalau Rio dan Caterham punya kans berada di papan atas.


Sudah 5 tahun didukung Pertamina


Rio menuturkan apa yang terjadi di tes kedua di Abu Dhabi. Yakni belum bisa memaksimalkan ban super soft yang diberikan karena terhalang red flag. Padahal itu lap-lap untuk mencetak waktu tercepat. “Di Abu Dhabi kita enggak ada masalah tapi timing-nya aja yang enggak surprised,” ungkap Rio.

Di Bahrain, settingan mobil menurutnya cukup bagus. Lebih dari itu, ia merasa senang persiapan tahun ini benar-benar beda karena lebih membuatnya yakin. “Saya sangat senang sama preparationnya. Bahkan masih lebih bagus daripada di GP3. Dulu masih belajar-belajar terus baru akhirnya bisa perform. Untuk saat ini lebih matang, bisa langsung adaptasi di tes, hasilnya langsung memuaskan,” terang Rio seraya bilang mobil ini lebih punya daya cengkeram.



Dukungan moril sangat besar. Masih perlu dukuingan materil

Ada satu hal mengemuka dari acara press conference kali ini. Yaitu hal yang harus dimiliki Rio menurut Sharizman dan Andrie Wongso. Yakni Rio harus punya believe atau keyakinan kalau ia mampu menjadi pembalap F1. “Ia harus punya keyakinan. Sejak masuk GP2 di tim Carlin kita sudah monitor. Tak peduli ia finish ke berapa tapi ia punya kemampuan yang bagus. Saya yakin dia memiliki waktu yang tepat. Kalau ia ingin ke F1 inilah kesempatan terbaiknya,” lanjut Sharizman yang mengakui kalau ia juga yang menyeleksi Kamui Kobayashi dan Marcus Ericksson untuk duduk di kursi F1 di Caterham tahun ini.

Menanggapi hal ini, Rio menyatakan keyakinannya bisa menyusul rekan-rekannya di GP3 dan GP2 ke F1. “Believe. Saya sih merasa oke. Mudah-mudahan ini tahun terakhir di GP2. Banyak rekan-rekan sekarang di F1 dulu di GP3 fight sama saya. Kayak Valtteri Bottas, Esteban Gutierrez, Sergio Perez dan Marcus Ericksson. Jadi saya yakin saya bisa. Saya tidak berpikir saya jauh dari mereka. Mudah-mudahn dengan tim yang tepat tahun ini bisa mendapatkan hasil yang memuaskan untuk ke F1,” ujarnya.


“ Rio Harus believe. Kita akan bagi the best car “
Mia Sharizman

Tentu untuk menapak ke F1 ada sejumlah kondisi yang harus dilalui Rio. Sharizman menyebut soal syarat-syarat itu. Yakni ia harus mampu mencetak waktu yang bagus di babak kualifikasi. “Ia harus konsisten sepanjang musim. Kualifikasi harus selalu di 8 besar. Sebab di GP2, kualifikasi menentukan apakah Anda akan finish di podium atau menang,” tutur Sharizman.

Meski suasana semangat menuju F1 kali ini lebih terasa dari tahun lalu, belum diketahui apa langkah untuk Rio ke depan seandainya ia tidak bagus di tahun ini. Akan tetap ke F1, tetap di GP2 atau opsi ke balap lain. Maklum, tidak perlu berlama-lama di GP2, sekitar 2-3 tahun untuk naik ke F1.

Wajar kalau ia dan manajemen sulit menjawab hal ini. “Saya sudah 2 tahun di GP2 dan belum meraih target yang saya inginkan. Mungkin, saat ini terlalu dini untuk mengungkapkan hal itu. Karena saya harus fokus di GP2,” ujarnya.

Semoga sukses Rio! (otosport.co.id)