Ya, ada yang berbeda dengan press conference Rio kali ini. Dua tahun lalu, pihak keluarga, pihak manajemen, Pertamina selaku sponsor dan mantan menpora Adhyaksa Dault gembira karena Rio baru naik kelas dari GP3 ke GP2. Namun saat itu masih meraba bagaimana karier Rio bersama tim Carlin.
Apa daya, pembalap yang menurut pandangan banyak pengamat layak berada di papan atas ini hanya berada di urutan 14. Enggak masalah, toh ini tahun pertamanya di GP2. Tahun berikutnya kembali harapan tampil bagus itu muncul bersamaan dengan bergabungnya Rio ke tim Barwa Addax. Tapi apa lacur, kondisinya lebih parah karena Rio justru terpuruk ke urutan 19. Pahit!
LEBIH BAIK DARI GP3
Rio Haryanto dan seluruh pendukungnya selalu mengawali musim kompetisi di GP2
dengan penuh harap. Tapi kali ini beda
Enggak berlebihan disebut demikian. Karena baik Rio, keluarga, Pertamina, Adhyaksa, motivator Andrie Wongso dan perwakilan tim EQ8 Caterham, semua diliputi suasana optimis. “Di akhir musim kami berharap ia bisa masuk 3 besar. Dia mampu meraihnya dan engineering kami punya support yang terbaik untuknya,” ulas Mia Sharizman, GP2 Team Principal Caterham Racing.
Selain itu, dari 3 kali tes pramusim, pembalap kelahiran Solo, 22 Januari 1993 ini menunjukkan hasil yang positif. Ya, setelah dua kali menjajal Caterham di Yas Marina, Abu Dhabi dengan hasil biasa-biasa saja, progress ditunjukkan Rio di tes ketiga di Bahrain 19-21 Maret lalu. Catatan waktunya menjadi yang tercepat selama tes 3 hari tersebut dan memberi titik terang kalau Rio dan Caterham punya kans berada di papan atas.
Sudah 5 tahun didukung Pertamina
Di Bahrain, settingan mobil menurutnya cukup bagus. Lebih dari itu, ia merasa senang persiapan tahun ini benar-benar beda karena lebih membuatnya yakin. “Saya sangat senang sama preparationnya. Bahkan masih lebih bagus daripada di GP3. Dulu masih belajar-belajar terus baru akhirnya bisa perform. Untuk saat ini lebih matang, bisa langsung adaptasi di tes, hasilnya langsung memuaskan,” terang Rio seraya bilang mobil ini lebih punya daya cengkeram.
Dukungan moril sangat besar. Masih perlu dukuingan materil
Menanggapi hal ini, Rio menyatakan keyakinannya bisa menyusul rekan-rekannya di GP3 dan GP2 ke F1. “Believe. Saya sih merasa oke. Mudah-mudahan ini tahun terakhir di GP2. Banyak rekan-rekan sekarang di F1 dulu di GP3 fight sama saya. Kayak Valtteri Bottas, Esteban Gutierrez, Sergio Perez dan Marcus Ericksson. Jadi saya yakin saya bisa. Saya tidak berpikir saya jauh dari mereka. Mudah-mudahn dengan tim yang tepat tahun ini bisa mendapatkan hasil yang memuaskan untuk ke F1,” ujarnya.
“ Rio Harus believe. Kita akan bagi the best car “
Mia Sharizman
Meski suasana semangat menuju F1 kali ini lebih terasa dari tahun lalu, belum diketahui apa langkah untuk Rio ke depan seandainya ia tidak bagus di tahun ini. Akan tetap ke F1, tetap di GP2 atau opsi ke balap lain. Maklum, tidak perlu berlama-lama di GP2, sekitar 2-3 tahun untuk naik ke F1.
Wajar kalau ia dan manajemen sulit menjawab hal ini. “Saya sudah 2 tahun di GP2 dan belum meraih target yang saya inginkan. Mungkin, saat ini terlalu dini untuk mengungkapkan hal itu. Karena saya harus fokus di GP2,” ujarnya.
Semoga sukses Rio! (otosport.co.id)