Trek beton dengan aspal jelas sangat berbeda, para drifter mengaku melakukan beberapa penyesuaian. “Awalnya saya kira lebih licin, tapi nyatanya tidak beda jauh dengan lintasan aspal,” kata Rio SB, yang pada seri 1 ini berhasil keluar sebagai pemenang di kelas Pro.
Hal yang sama juga lontarkan Demas Agil, dengan mobil balap yang baru dibangun berbasis Nissan 200SX, Demas cukup melakukan penyesuaian tekanan angin pada ban. “Saya rasa malah lebih nge-grip, cukup melakukan penyesuaian tekanan angin, cuma enggak tahu ukuran pasti karena setingan dibantu orang tua,” jelas Drifter yang pacuannya sempat bermasalah pada oil pump pada sesi kualifikasi ini.
Begitu juga jelas Soni Riharto. “Menurut gue traksi lebih nge-grip, untuk itu tekanan angin pada ban sedikit gue bikin keras, trus nge-slidenya mobil juga benar-benar karena power mesin,” kata Drifter dari tim GT Radial Top 1.
Lintasan juga tidak sebesar lapangan parkir Kemayoran, Demas Agil mengaku karakter sirkuit justru membuat laju mobil kencang dari awal hingga sampai melakukan inisiasi. “Dari pertama kencang terus, sampai inisiasi power mesin tetap tinggi, baru pelan saat sudah mendekati ujung lintasan,” tutupnya. (otosport.co.id)