Sejarahnya prototype C Evolution sudah dipajang di BMW Motorrad Innovation Day (BMID) 2011 lalu. Setelah dari BMID 2011, C Evolution dipajang di Internationale Automobil-Ausstellung (IAA) alias Frankfrut Motor Show di tahun yang sama. Di pameran Frankfrut, C Evolution sudah dikembangkan lagi jadi tahap yang kedua.
Tahun 2012 di Muenchen, Jerman, markas besarnya BMW, diperkenalkan step yang ketiga dari C Evolution. Di tahap inilah C Evolution jadi skubek BMW yang siap diproduksi.
Hasil tes di London membuktikan C Evolution yang memanfaatkan tenaga listrik sanggup mencapai kecepatan maksimum 120 km/jam. Lebih kencang dibanding data yang diinformasikan sebelumnya oleh pihak BMW Motorrad yang top speednya ditulis 110 km/jam.
Skuter barunya ini menggunakan baterai lithium ion yang sama dengan yang dipakai mobil listrik BMW i3. Modul baterainya ini ada 3 yang masing-masing berisi 12 sel baterai. Modul ini disimpan dalam sebuah die-cast alumunium yang juga berfungsi sebagai komponen sasis.
Sebagian besar proses produksi dilakukan secara terintegrasi agar lebih efisien. Sedang untuk perangkat listrik dilakukan perakitan di tempat yang berbeda karena ukuran yang relatif lebih besar dan membutuhkan peralatan khusus.
Di Eropa, motor ini dijual tidak murah. Contohnya di Inggris yang akan dilepas sekitar 13.500 Pounsterling atau setara dengan Rp 253 jutaan. (motor.otomotifnet.com)