Teknologi Yamaha Jupiter Z1 (bag.2), YZ Crank, Silinder dan Transmisi Baru

Dimas Pradopo - Selasa, 17 Juli 2012 | 09:21 WIB

(Dimas Pradopo - )

Tampak luar sama seperti kruk as Jupiter Z sebelumnya, tapi balance yang berbeda menghasilkan efek berbeda pula
Saat mencoba Yamaha New Jupiter Z1 di sirkuit Sentul beberapa waktu yang lalu, langsung terasa kalau motor ini punya nafas lebih responsif di putaran atas, sekaligus lebih halus. Apa rahasianya?

"Selain kepala silinder yang berubah total, konstruksi YZ Crank Technology juga memberikan andil besar," buka M Abidin, GM Technical PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).

"Awalnya banyak yang beranggapan kalau mesin stroke panjang seperti generasi Jupiter ini kurang bagus akselerasinya, putaran mesinnya tidak bisa tinggi. Tapi enginer kami, Mr Takeda justru beranggapan lain. Beliau percaya dengan mengaplikasikan teknologi ini, performanya bisa lebih baik," jelasnya panjang lebar.

YZ Crank Technology ini diterapkan pada kruk as yang secara stroke tetap 57,9 mm dan diameter pistonnya 50,0 mm, artinya karakter mesinnya tetap over stroke. Tapi dengan mengatur ulang balance pada bandul kruk as, ayunannya jadi berubah. Ini sangat membantu ritme siklus pembakaran yang pada akhirnya membuat mesin bekerja lebih ringan.

"Putaran mesin jadi lebih tinggi dan minim getaran. Kalau sebelumnya, Jupiter Z pakai engine mounting dari karet, sekarang enggak perlu lagi," jelas Abidin. "Oiya, selain balance, hollow pin crank-nya juga diperkuat dengan material yang ringan," sambung pria ramah energik ini.
Blok silinder masih tebal, sasaran empuk buat yang doyan bore up.
Lanjut, mari beralih ke piston dan blok silinder. Kedua komponen ini juga baru! Pistonnya kini pakai tipe forged. Kekuatan piston jenis ini sudah tidak diragukan lagi, karena secara struktur logamnya lebih solid. Agar makin minim gesekan, piston baru Jupiter Z1 ini dibekali dengan ring piston yang sangat tipis.

Uniknya, kalau biasanya Yamaha mengawinkan forged piston dengan Diasil silinder, kali ini tidak. "Silindernya biasa saja. Karena konsumen di segmen ini umumnya doyan ngoprek mesin. Kalau mau bore up jadi lebih mudah," harap Abidin sambil menjelaskan teknologi spiny sleeve cylinder yang digunakan pada blok silinder barunya ini.

Spiny sleeve cylinder ini berbentuk seperti kulit durian di bagian belakang blok silinder. Fungsinya untuk pelepasan panas yang lebih cepat dan merata. Tentunya agar saat pemuaian ketika mesin panas, blok silinder tetap stabil dan tetap bulat. Meski tidak kasat mata, ketika memuai, blok silinder bisa berubah bentuk.      

Terakhir soal transmisi yang ternyata juga dibenahi. Baik primary maupun secondary reduction diracik ulang. Tapi paling signifikan adalah ubahan pada gigi 3 dan 4 yang membuat ratio lebih lebar cocok untuk putaran atas. (motorplus-online.com)