Karena selain menguras tenaga, sepanjang perjalanan pengemudi harus berkonsentrasi penuh. Jika terjadi gangguan pada tubuh, maka konsentrasi pengemudi menjadi berkurang,” buka Dr. Tumpal A Siagian, SpS.
Salah satu gangguan yang sering dialami oleh pengemudi, -akibat tidak seimbangnya metabolisme tubuh-, adalah kram dan ‘kesemutan’. Kram merupakan suatu kontraksi otot tertentu yang berlebihan, terjadi secara mendadak dan tanpa disadari. Biasanya yang dirasakan adalah rasa nyeri selama beberapa saat. Dan otot betis merupakan daerah yang paling sering mengalami kram.
sebelum berkendara, sebaiknya lakukan pemanasan ringan, supaya oto-otot tidak kaku ketika mengemudi. |
Sedangkan kesemutan timbul karena terhambatnya aliran darah (pada syaraf tertentu), akibat pembuluh darah yang tertekan secara terus menerus dalam waktu lama. Biasanya sering terjadi ketika duduk bersila. Saat posisi mengemudipun, bisa terjadi kesemutan. Umumnya saat lalu-lintas macet dan duduk pada posisi yang tidak nyaman, (dengan kaki tertekuk), sehingga menekan syaraf atau pembuluh darah.
Pada pengemudi dengan di atas usia 50 tahun, akan lebih mudah terserang kesemutan. Hal ini karena pembuluh darah sudah tidak lentur, sehingga kontraksi pembuluh darah sudah kurang baik. Terutama jika menderita kencing manis, maupun tekanan darah tinggi.
“Untuk menghindari kesemutan dan juga kram otot, lakukan gerakan-gerakan ringan secara berkala, agara aliran darah tetap lancar. Dan usahakan cari posisi duduk yang nyaman,” saran dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Tebet, Jakarta Selatan ini.
Sebelum berkendara sebaiknya lakukan gerakan pemanasan ringan, supaya otot tidak kaku saat mengemudi. Jika merasa lelah, sebaiknya beristirahat sejenak, sambil meregangkan otot tubuh. Caranya bisa dengan berjalan mengelilingi mobil, sekaligus memeriksa kondisi mobil. (mobil.otomotifnet.com)