Motoprix 2012, Ban Bebas Produksi Lokal

billy - Selasa, 13 Maret 2012 | 13:31 WIB

(billy - )


Balapan Motoprix memulai babak baru dalam hal penggunaan ban. Setelah beberapa tahun mematok regulasi single tire, maka musim 2012 ini Motoprix di seluruh Tanah Air membuka aturan soal pemakaian ban.

TANTANGAN BARU
Angin positif terhadap balapan Motoprix, tentunya berhembus dengan digelontorkannya regulasi tersebut. Enggak bisa dipungkiri lagi, bahwa itu akan membuat maju balapan Motoprix. “Musim ini pabrikan ban FDR mau jadi sponsor di Motoprix. Syarat yang mereka ajukan untuk mau masuk jadi sponsor adalah membuka aturan soal pemakaian ban,” kata Bambang Gunardi, biro olahraga PP IMI.

Dari pihak regulator balap nasional dalam hal ini PP IMI, enggak banyak persyaratan buat pabrikan ban yang mau masuk ke Motoprix. Asal ban yang dipakai itu merupakan produksi dalam negeri. “Aturan selanjutnya yang mesti dipenuhi adalah soal ukuran ban yang dipakai balap. Tentunya itu yang tertera di buku Peraturan Balap Motor atau yang biasa disebut buku kuning,” jelas pria yang oleh koleganya akrab disapa Tjang Djen.

Sebagai gambaran untuk ukuran ban balap Motoprix, di Peraturan Balap Motor 2011 yang harus pakai Corsa R46 disebutkan bahwa diameter ban tidak lebih dari 17 inci. Juga soal lebarnya, baik ban depan maupun belakang yang enggak lebih dari 2,5 inci.

Dengan hanya memiliki aturan tersebut, maka semua pabrikan ban nasional yang punya produk sesuai spesifikasi boleh ikut. Menurut Ari Wibisono, industrinya yang akan maju. “Soal balapannya sendiri pasti akan semakin maju, pasalnya pabrikan ban yang ingin bannya akan support langsung ke tim balap. Dengan adanya suntikan dana, ujung-ujungnya riset mesin serta persiapan jadi lebih maksimal,” kata manager motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing.

Hal senada juga diungkapkan oleh Anggono Iriawan. Menurut manager motorsport and safety riding PT Astra Honda Motor, sudah saatnya tim dan pembalap menentukan ban yang bisa membuat mereka menggapai prestasi tertinggi.

Di balik semua angin positif yang berhembus soal aturan open tire tersebut, Ahmad Jayadi beranggapan hal tersebut akan lebih menyulitkan bagi tim dan pembalap di lapangan. “Saat single tire, kita enggak perlu pusing soal performa ban. Pasalnya semua tim balap yang ikut di Motoprix menggunakan tipe ban yang sama,” jelas pemilik tim Jayadi Racing Team yang musim ini naik kelas dari Motoprix ke Indoprix.

Lebih lanjut Jayadi bilang, dengan open tire maka pembalap dituntut lebih jeli buat menentukan setingan baik mesin maupun suspensi sehingga bisa pas dengan ban yang dipakai. Kalau pembalapnya belum mampu melakukan itu, malahan bisa jadi bumerang bagi tim dan pembalap.

Enggak cuma berhenti di masalah seting saja. Performa ban juga akan dipertaruhkan. Saat bertemu dengan trek-trek dadakan yang notabene aspalnya standar jalan raya, pabrikan ban yang hanya punya ban spesifikasi harian enggak mengalami masalah. Ketika bertemunya dengan trek permanen seperti Kenjeran, Surabaya. Dengan aspal khusus sirkuit, performa ban balap saja akan cepat habis apalagi ban yang spesifikasinya buat buat balap. Nah ini yang harus dipikirkan oleh pabrikan pembuat ban.

Jangan terlalu memaksakan produk mereka dipakai buat balap, bila memang spesifikasinya bukan untuk balap. (otosport.co.id)