Pertarungan titel juara dunia World Rally Championship (WRC) tahun 2009, memang jadi momen terindah perebutan titel juara dunia antara Sebastian Loeb (perelli Citroen Total WRT) dengan Mikko Hirvonen (perelli Ford Abu Dhabi WRT). Loeb sebagai juara bertahan WRC 5 kali berturut-turut saat itu, hanya berselisih 1 poin dari Mikko Hirvonen sebagai runner up di klasemen akhir.
Di WRC Inggris (10-13/11) pekan ini, persaingan serupa akan terjadi lagi. Adapun selisih poin antara Loeb dan Hirvonen sekarang hanya terpaut 8 poin. Simulasi posisi finish jika Loeb ingin tetap mengamankan titel juara dunia di WRC Inggris 2011 adalah sebagai berikut.
Seburuk-buruknya posisi finish yang harus diraih Loeb jika Hirvonen menang adalah, finish podium kedua (selisih 7 poin dari pemenang). Loeb juga harus finish kedua di Power Stage (tambah 2 poin) jika Hirvonen finish di urutan pertama Power Stage (tambah 3 poin).
Jika kondisinya seperti simulasi diatas, maka total poin Loeb dan Hirvonen di akhir musim 2011 akan sama yaitu 242 poin. Tapi Loeb akan meraih titel juara dunia karena jumlah kemenangannya musim 2011 lebih banyak yaitu 5 kali. Sementara kemenangan Hirvonen hanya akan berjumlah 3 kali jika ia berhasil menang di WRC Inggris.
“Skenario untuk meraih titel juara dunia WRC tahun 2011 mirip dengan tahun 2009. Tapi target saya adalah tetap tampil lebih baik dari pada Hirvonen pada setiap stage. Saya tidak akan kecewa jika Sebastien Ogier, Jari-Matti Latvala atau Petter Solberg finish di podium utama. Tapi jelas saya harus finish di depan Hirvonen. Selisih 7 poin saja antara pemenang dengan peraih podium kedua dan tambahan 3 poin di Power Stage, adalah kondisi yang tidak nyaman,” jelas Loeb.
“Kondisi persaingan ketat tidak akan terasa jika bukan seri terakhir. Tapi saya akan mencoba tampil tanpa beban moral, sebab jika tidak melakukannya sekarang maka akan sulit memenangi kondisi pertarungan seperti ini lagi,” terang Loeb.
“Reli di Inggris bukan trek yang gampang, tapi jika hujan turun sebelum reli berjalan akan sedikit memberi bantuan. Sebab saya akan turun sebagai perelli yang melintas pertama kali, alias pembuka jalur. Tapi secara keseluruhan saya menyukai layout trek di Inggris,” pungkasnya. (otosport.co.id)
Di WRC Inggris (10-13/11) pekan ini, persaingan serupa akan terjadi lagi. Adapun selisih poin antara Loeb dan Hirvonen sekarang hanya terpaut 8 poin. Simulasi posisi finish jika Loeb ingin tetap mengamankan titel juara dunia di WRC Inggris 2011 adalah sebagai berikut.
Seburuk-buruknya posisi finish yang harus diraih Loeb jika Hirvonen menang adalah, finish podium kedua (selisih 7 poin dari pemenang). Loeb juga harus finish kedua di Power Stage (tambah 2 poin) jika Hirvonen finish di urutan pertama Power Stage (tambah 3 poin).
Jika kondisinya seperti simulasi diatas, maka total poin Loeb dan Hirvonen di akhir musim 2011 akan sama yaitu 242 poin. Tapi Loeb akan meraih titel juara dunia karena jumlah kemenangannya musim 2011 lebih banyak yaitu 5 kali. Sementara kemenangan Hirvonen hanya akan berjumlah 3 kali jika ia berhasil menang di WRC Inggris.
“Skenario untuk meraih titel juara dunia WRC tahun 2011 mirip dengan tahun 2009. Tapi target saya adalah tetap tampil lebih baik dari pada Hirvonen pada setiap stage. Saya tidak akan kecewa jika Sebastien Ogier, Jari-Matti Latvala atau Petter Solberg finish di podium utama. Tapi jelas saya harus finish di depan Hirvonen. Selisih 7 poin saja antara pemenang dengan peraih podium kedua dan tambahan 3 poin di Power Stage, adalah kondisi yang tidak nyaman,” jelas Loeb.
“Kondisi persaingan ketat tidak akan terasa jika bukan seri terakhir. Tapi saya akan mencoba tampil tanpa beban moral, sebab jika tidak melakukannya sekarang maka akan sulit memenangi kondisi pertarungan seperti ini lagi,” terang Loeb.
“Reli di Inggris bukan trek yang gampang, tapi jika hujan turun sebelum reli berjalan akan sedikit memberi bantuan. Sebab saya akan turun sebagai perelli yang melintas pertama kali, alias pembuka jalur. Tapi secara keseluruhan saya menyukai layout trek di Inggris,” pungkasnya. (otosport.co.id)