Meski Kompresi Tinggi, Honda CB150R Masih Bisa Minum Premium

Dimas Pradopo - Senin, 17 Desember 2012 | 14:45 WIB

(Dimas Pradopo - )


Sesuai data spesifikasinya, Honda CB150R punya ratio kompresi 11:1. Cukup tinggi untuk motor-motor yang dijual di Indonesia. Kompresi tinggi punya keunggulan pada performannya di putaran bawah dan menengah yang lebih responsif.

Tapi banyak yang beranggapan, dengan rasio kompresi setinggi itu oktan bahan bakarnya harus di atas 92 atau setingkat pertamax. Nyatanya, enggak juga bro.. PT Astra Honda Motor (AHM) sudah melakukan setting yang sesuai dengan kondisi bahan bakar di Indonesia, khususnya disesuaikan dengan premium.

Seperti setting ECM (Electronic Control Module) pada sistem pengapian dan bahan bakarnya sudah disesuaikan. "Timing pengapiannya berbeda dengan CBR150R, CB150R lebih mundur sehingga masih bisa menggunakan premium," jelas Sarwono Edhi, Technical Training Development PT AHM.

"Pada CB150R, timing pengapian ketika stasioner ada di 7,15 derajat sebelum titik mati atas (TMA), sedang CBR150R ada di 9 derajat. Ketika advance, CB150R ada di 69 derajat sebelum TMA sedang CBR150R ada di 60 derajat sebelum TMA," sambungnya panjang lebar.

"Jadi jangan khawatir kalau didaerahnya hanya ada premium. Bahan bakarnya tetap bisa menggunakan premium, tapi kalau ada pertamax ya lebih baik. Keduanya bisa digunakan dan tidak akan ada masalah," jelas Edhi.

Honda CB150R StreerFire sendiri dibekali mesin 150 cc berteknologi DOHC 4 katup dan sudah mengadopsi sistem bahan bakar PGM-FI. Tenaga maksimum yang dihasilkan adalah 17 PS di putaran 10.000 rpm dan torsi teratas 13,1 Nm di 8.000 rpm.

Kemampuan itu disalurkan oleh transmisi enam kecepatan. Honda mengklaim motor yang dijual Rp 22,35 juta on the road Jakarta ini mampu berakselerasi 10,2 detik untuk jarak tempuh 0-200 meter. (motorplus-online.com)