OTOMOTIFNET - Saat ini, motor sport ber-cc kecil dengan harga terjangkau dari pabrikan Jepang tinggal Suzuki Thunder 125. Makanya komunitas pengguna yang tergabung dalam sebuah klub pun menjamur.
Hampir tiap akhir pekan di sudut-sudut kota ada kumpulan Thunderis (sebutan bagi pengguna Thunder). Kebanyakan dari mereka hobi turing keluar kota. "Belum lama kita ke kawasan pegunungan Dieng dan Yogyakarta, Jateng," ujar Henry Irawan, anggota Thunder Community (TC) Depok.
Saat turing, tenaga dari mesin standar yang hanya 125 cc ternyata menjadi satu kendala. Terutama saat harus menembus rute penuh tanjakan dan berkelok-kelok. "Ditambah pakai ban lebar dan boks 3 buah, kondisi standar pasti ngos-ngosan," lanjut pria bekerja di Departemen Perhubungan ini.
Hal itu pula yang dikeluhkan sahabat Mr. Testo penunggang Thunder.
Nah, cara yang dilakukan Henry, tentu bisa diikuti. Sebab, agar bisa melahap semua rute, warga Sawangan, Depok, Jabar ini meng-upgrade performa mesinnya.
Pengerjaan diserahkan ke bengkel Bike Rider Shop (BRS) milik Aldhie di Jl. Swakarsa I No.6, Kalimalang, Bekasi motor dibongkar untuk diubah di beberapa bagian. Hasilnya cukup memuaskan
"Saat nanjak di jalur Dieng, yang lain (rekan satu klub) ketinggalan," terang Henry lagi.
Saat diukur pakai dynamometer merek Dyno Jet tipe 250i milik Sportisi Motorsport, yang kini beralamat di Jl. Tenggiri No.4A, Rawamangun, Jaktim, tercatat tenaga mencapai 10,01 dk/8.300 rpm dan 9,5 Nm/5.250 rpm. Standarnya 8,5 dk/9.500 rpm, dan 8,3 Nm/6.500 rpm. Artinya naik 1,51 dk dan 1,2 Nm.
Apa saja ubahannya? Yuk simak!
BLOK DAN KEPALA SILINDER
Ubahan utama ada di sini. Blok bawaan motor dilepas, lalu boring diganti ukuran diameter luar 67 mm, agar piston Satria FU bergaris tengah 62 mm bisa masuk, sehingga volume silinder kini jadi 147,3 cc.
"Pemasangan mesti membuat bos pada pen, karena diameter pen piston Satria FU lebih besar 1 mm (16 mm). Lalu puncak piston dipapas 2,5 mm, ditambah memperdalam coakan klep 0,5 mm. Kompresi dipatok 10:1," papar Aldhie.
Aldhie menambahkan, kepala silinder hanya di-porting & polish 0,5 mm, agar aliran bahan bakar lebih lancar.
KARBURATOR
Bawaan standar yang model vakum diganti konvensional. "Cukup Keihin PE 28, spuyernya ketemu 40 (pilot jet) dan 118 (main jet), dengan kondisi filter standar," tambah Aldhie.
KNALPOT
Ingin memperlancar pembuangan namun suara tetap standar. "Pakai silencer Satria FU, lehernya tetap bawaan motor," lanjut mekanik yang nama di KTP juga hanya tertulis Aldhie.
PENGAPIAN
Sempurnakan pembakaran, pengatur pengapian pakai buatan Andrion tipe 301 MC, dipadu koil dari merek yang sama tipe 2A. "Timing pengapiannya cocok untuk motor ini, sedang koil apinya lebih bagus dari standar, terlihat dari hasil pembakaran di busi yang warna elektrodanya jadi lebih cokelat, dibanding standar yang cenderung hitam," ujar Aldhie meyakinkan.
KOPLING
Agar tenaga mesin tersalur maksimal ke roda belakang, kampas kopling diganti yang lebih tebal dan tahan lama. "Pakai milik saudara jauh, Suzuki TS 125," terangnya.
Part dan jasa | |
Piston kit, korter + coak | 700.000 |
karburator | 550.000 |
Knalpot | 350.000 |
TCI Andrion 301 MC | 750.000 |
Koil Andrion 2A | 170.000 |
Kampas kopling | 290.000 |
Jasa | 600.000 |
Total | 3,41 juta |
Biker Rider Shop (BRS): 021-68866543 / 0816-1350816 |
Penulis/Foto: Aant / Aant