Sokbraker Mengayun, Rawat Atau Ganti?

Editor - Senin, 30 Agustus 2010 | 15:24 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET - Pernahkah saat mengendarai mobil, rasanya seperti naik perahu alias mengayun-ayun. Tentu tidak nyaman rasanya berada di dalam mobil. Kalau iya, berarti sudah waktunya sokbreker mobil diperiksa, bahkan jika perlu diganti. Biasanya terjadi ketika mobil dipacu dalam kecepatan tinggi.

“Itu salah satu gejala kerja sokbreker sudah tidak bagus. Jika dibiarkan, bisa merembet ke bagian lain. Misal telapak ban jadi enggak rata, ball-joint, boss arm, tie rod serta long tie rod ikut rusak,” kata Feri, pemilik bengkel Feri Creatif Shock di Jl. Raya Joglo dan Jl. Kembang Kerep, Jakarta Barat.

Bisa jadi akibat oli di dalam sokbreker sudah encer atau gas sudah habis. Tanda-tandanya, terlihat oli keluar dari tabung sok. Atau saat sok dicopot dan diperiksa di bengkel, ketika tabung ditekan atau ditarik terasa enteng.


Merawat sokbreker bisa diketahui dari tekanan tabungnya

Kalau bocor di permukaan bodi tabung sok tampak ceceran oli

Kuras oli dan tekanan sok dapat diatur lewat pemakaian SAE oli antara 10-90

Suntik gas pada bodi tabung yang dilubangi

“Oli encer karena proses pemakaian, akibatnya lama kelamaan oli panas dan encer,” jelas pria asal Garut, Jawa Barat ini. Biasanya muncul setelah mobil digunakan dalam pemakaian normal 2-3 tahun. Dalam jangka waktu ini, Feri menganjurkan perawatan sokbreker sekitar setahun sekali.

Namun perawatan bisa dipercepat jika kendaraan sering dipakai mengangkut beban berat, melewati jalan rusak atau cara bawa kendaraan yang tidak sesuai aturan. Kalau sok tidak bekerja sempurna lagi, Feri punya solusinya.

Andaikan kondisi sokbreker masih bagus, cukup menguras oli di dalam tabung sok dan diisi oli. Seal juga diperiksa, jika rusak ganti baru. Bengkel akan merekomendasi keras lembutnya tekanan sok sesuai standar yang dipakai pada mobil.

Pada beberapa kendaraan, terutama mobil niaga, pemakaian sokbreker bisa dirotasi untuk memperpanjang usia sok.  “Kebanyakan atau diutamakan biasanya yang dirotasi peredam kejut depan (kiri-kanan), karena kerjanya lebih berat,” ujar pria berbadan kekar ini.

Untuk sokbreker gas, oli akan naik  alias bocor jika gas habis. “Sil pembatas gas dan oli di dalam tabung biasanya terbalik.  Apalagi setelah dipakai normal 2 tahun,” terangnya. Feri bisa mengisinya dengan cara menyuntikkan gas nitrogen. Tekanan gas diatur 4-90 bar.

Biaya kuras oli sepasang sokbreker (kiri-kanan), Feri mematok bandrol Rp 200-350 ribu untuk mobil niaga dan buat sedan Rp 350 ribu, dengan garansi setahun. Untuk kekentalan olinya, “Dipakai SAE 10 sampai 90, tergantung jenis mobil,” tutup Feri seraya menyebut kalau sok tipe gas daya tahannya lebih lama dibanding yang pakai oli.

Namun selain model ‘perawatan’, boleh juga pertimbangkan sokbreker aftermarket baru namun bukan orisinal. Seperti merek lansiran cunkwo, harganya cukup menggoda. “Ada yang cuma dikisaran Rp 500 ribuan. Ini baru lo  bukan rekondisi,” terang Acing, bos Sakura Motor di PMK, Jakpus.  Ambil contoh merek HRC yang punya banyak varian.

Ayo segera periksa sokbreker mobil Anda, siapa tahu sudah waktunya diperbaiki atau diganti, apalagi pas mau menghadapi perjalanan panjang mudik Lebaran.

Creatif Shock : 021-70444487
Sakura Motor: 021-6543956

Penulis/Foto: Fend / Johan