“Di sesi tes hari terakhir, saya mengalami insiden terjatuh untuk pertamakalinya menggunakan motor MotoGP. Tapi semua orang tahu mengapa itu bisa terjadi. Mau tidak mau, insiden terjatuh pasti akan terjadi. Tapi dengan begitu kami bisa tahu batas optimal penggunaan ban depan. Jadi intinya kami belajar setahap demi setahap,” papar Marquez.
“Tapi hal yang paling memuaskan saya adalah karena kami berhasil melakukan sesi simulasi balapan. Kondisi ini membuat kami bisa memahami lebih banyak karakter motor. Selain itu juga memberikan kami banyak data yang bisa dikembangkan untuk sesi tes selanjutnya,” lanjutnya.
Marquez sendiri prototipe pembalap yang cerdas menggunakan insting balapnya. Pasalnya dari kelas ke kelas, ia mampu beradaptasi dengan tunggangannya dengan cepat. Itu terjadi saat itu naik ke Moto2, ia hanya butuh beberapa sesi tes untuk langsung bisa bertarung untuk meraih kemenangan. Bahkan di musim perdananya ia sudah berada bertarung untuk meraih titel juara dunia.
Sayang, ia mengalami insiden di Moto2 Malaysia, sehingga harus melewatkan 2 seri termasuk di laga kandangnya di MotoGP Valencia. (otosport.co.id)