Bahkan grup pemerhati hak azasi manusia di Bahrain, sudah merilis permintaan agar tim-tim di Formula 1 melakukan boikot pada F1 Bahrain untuk menghargai hak azasi manusia. Mereka ingin memastikan jangan sampai kekerasan tetap terjadi pada rakyat Bahrain sementara para pemimpin menikmati penyelenggaraan F1 yang tidak ada hubungannya dengan kemanusiaan dan politik di Bahrain.
Namun event organizer (promotor) Formula 1 Bahrain pada hari Senin (9/1) kemarin, menepis bahwa kekerasan di Bahrain masih ada. “Tahun lalu tepatnya pada bulan November, komisi Kerajaan Bahrain menyatakan sudah tidak ada kekacauan di masyarakat Bahrain. Pemerintah juga sudah mengambil tindakan agar kekacauan berhenti,” ujar juru bicara Sirkuit Sakhir, Bahrain.
“F1 Bahrain adalah pagelaran yang sangat fundamental bagi sisi perekonomian di Bahrain. Sebab mendapat support dari sebagian besar masyarakat Bahrain. Selain itu F1 juga bisa melambangkan bahwa kesatuan masyarakat sudah terjalin dengan baik,” lanjutnya.
Meski sudah dikonfirmasi langsung promotor lokal, tapi berhembusnya wacana-wacana tentang pemboikotan tersebut harus dipertimbangkan dengan baik oleh Formula One Management (FOM) sebagai promotor event. Tentunya agar tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian hari. (otosport.co.id)