Berlakukan Kelipatan Kapasitas Mesin 250 cc di MotoGP

Bagja - Jumat, 20 April 2012 | 15:43 WIB

(Bagja - )


Usai merencanakan basis pengembangan balap prototipe seperti larangan penggunaan katup pneumatic dan mesin 250 cc sebagai basisnya, Michael Czysz (pemilik ajang balap MotoCzysz) melanjutkan idenya untuk masa depan MotoGP. Yaitu membuat mesin berkelipatan 250 cc untuk seluruh kelas di MotoGP.

Dulu ajang MotoGP dengan World Superbike Championship (WSBK), memiliki perbedaan terbesar pada jumlah stroke. MotoGP mengaplikasi sistem 2 stroke dan WSBK memperbolehkan motor 4 stroke. Namun belakangan, MotoGP justru melakukan invasi ke motor 4 stroke, sehingga mau tidak mau menyentil ajang balap Superbike yang notabene mengaplikasi sistem 4 stroke 1000 cc juga.

Menurut Czysz, mereka bisa dipisahkan dengan membuat kategori baru yaitu mesin berkelipatan 250 cc. Dengan basis mesin dari 250 cc, kelas Moto2 yang menggunakan mesin 500 cc dan MotoGP dengan 750 cc, biaya pengembangannya bisa ditekan. Tapi tetap menggunakan regulasi khusus, dan semua mesin merupakan mesin prototipe.

“Kondisi seperti ini akan membuat pabrikan motor kecil dari Cina maupun pabrikan besar asal India bisa bergabung melakukan investasi di balap kelas dunia ini. Lagi pula dengan adanya pembagian tersebut, masalah yang terjadi pada MotoGP VS WSBK bisa terselesaikan. Sebab WSS dan WSBK akan tetap menggunakan 600 cc dan 1000 cc, dimana mesin dan rangka sudah diproduksi secara massal,” jelas Czysz.

Masukan Czysz untuk membedakan antara WSBK dan MotoGP, tentu bisa diterima akal. Dengan menggunakan mesin 500 cc 4 stroke untuk kelas Moto2 dan mesin 750 cc 4 stroke untuk MotoGP yang merupakan prototipe murni, menegaskan posisi MotoGP dari ajang balap kelas dunia dan juga WSBK. (otosport.co.id)