Kenyataannya tidak berkata demikian bagi tim Ducati. Tahun 2008 adalah tahun dimana Casey Stoner kembali mengalami masalah. Ia beberapa kali terjatuh dan tidak mampu lagi meraih titel juara dunia hingga masa akhir karirnya di tim tersebut tahun 2010. Berbagai analisis tentang bagian depan motor yang cenderung tidak stabil, pun mencuat. Mulai dari bahan rangka yang tidak sesuai, diameter suspensi yang terlalu lebar, hingga bagian tengah motor sangat kaku.
Tapi ketika Carlos Checa melakukan pengetesan pada akhir tahun 2011 lalu, ia mendapati karakter yang sangat sulit menggunakan ban Bridgestone. Hal ini diperkuat oleh analisis Loris Capirossi (mantan pembalap MotoGP yang baru pensiun tahun 2011 dan sekarang aktif sebagai tim safety di MotoGP) beberapa waktu lalu tentang ban di MotoGP yang sudah tidak beres.
Capirossi menjelaskan bahwa ban yang di MotoGP sekarang ini terlalu rigid, alias terlalu keras dan terlalu awet digunakan saat balapan. Karakter seperti itu membuat pembalap tidak bisa mengukur sejauh mana batas kekuatan ban saat digunakan dalam balapan. Meski Capirossi dan Bridgestone sedang mencari jalan keluar yang tepat untuk karakter ban di MotoGP, Ducati sudah mempersiapkan paket motor GP12 yang mengikuti karakter ban Bridgestone.
“Dulu, kami berbicara dengan pemasok ban. Mereka pun membuat ban terbaik untuk motor khusus. Tapi sekarang kondisinya berbeda, kami membangun motor yang sesuai dengan karakter ban. Kami ingin mensejajarkan GP12 sesuai dengan kebutuhan kompetisi di MotoGP. Sekarang Bridgestone juga membuat ban dengan karakter yang lebih baik, saya yakin ini sangat menarik,” sebut Filippo Preziosi, direktur teknis Ducati.
Membuat karakter motor menyatu dengan karakter ban, bukan melulu masalah kontrol traksi. Tapi keseimbangan semua komponen yang terdapat pada motor. Rangka, lengan ayun, panjang motor dan posisi pembalap adalah hal yang sangat menentukan maksimalisasi performa motor pada karakter ban Bridgestone. (otosport.co.id)