Stoner Khawatir Motor Prototipe Murni Hilang dari MotoGP

billy - Senin, 14 November 2011 | 14:03 WIB

(billy - )


Dengan alasan mengurangi penggunaan biaya besar-besaran di ajang balap MotoGP, FIM (Fédération Internationale de Motocyclisme) sebagai lembaga tertinggi balap motor dunia pun mulai mengijinkan mesin produksi massal ikut di MotoGP. Tapi diracik dengan gabungan rangka dan sistem kelistrikan prototipe jadi performanya tetap bisa menyamai motor prototipe untuk menunjukkan kompetitifitas tinggi.

Banyak orang percaya bahwa motor yang mengadopsi aturan Claiming Rule Team (CRT) tersebut akan jadi cikal bakal balap MotoGP masa depan. Mencium gelagat FIM yang mulai menyusun regulasi keberpihakan kepada tim CRT, Casey Stoner langsung mengungkapkan ketidaksepakatannya mengenai CRT. Juara dunia MotoGP 2011 itu menentang regulasi lebih memprioritaskan motor CRT dan mematikan balap prototipe murni.

“Jika kita menghentikan balap motor prototipe, mungkin lebih baik balapan mobil touring saja. Sebab ini sama saja mengambil esensi jiwa balap saya. Saya tidak akan lagi menemui ketertarikan yang sama jika kami harus menggunakan mesin motor produksi massal. Menambahkan rangka prototipe, tambah suspensi, tambah ini, tambah itu kemudian punya motor yang kompetitif,” ungkap Stoner.

“Balap prototipe seperti ini sudah berlangsung lama, namun sayang pendanaan tim tiap tahun justru semakin meningkat. Bahkan lebih mahal ketika era GP 500 cc dulu. Tapi jika regulasi terus berubah (lebih mendukung mesin produksi massal untuk MotoGP), maka saya akan sangat kecewa. Mungkin saya tidak akan ambil bagian lagi di MotoGP,” lanjut Stoner.

Sayangnya Stoner tidak memberikan penjelasan lebih lanjut tentang solusi, agar motor prototipe murni tetap menjadi prioritas di MotoGP. Ia hanya menggerutu tentang regulasi yang buruk jika mesin motor massal mendapat prioritas. Padahal Ben Spies merasa tidak terlalu mengkhawatirkan motor CRT.

“Memang kondisi perekonomian global saat ini cukup kritis. Saya cuma berharap dapat pekerjaan tahun 2013, jadi saya tidak perlu mnegkhawatirkan motor CRT. Apalagi saya bukan fans besar ajang balap CRT,” pungkas Spies.

Kekhawatiran Stoner mungkin terlalu berlebihan. Toh, saat kapasitas mesin MotoGP diturunkan dari 990 cc ke 800 cc, juga seperti itu. Tapi nyatanya keseruan pertarungan selama MotoGP 800 cc berlangsung, tidak berkurang. Harusnya ada solusi dan komitmen semua pihak untuk mereduksi total dana di balap prototipe. Agar MotoGP dengan mesin prototipe murni lebih terjangkau oleh tim-tim kecil, dan CRT tidak lagi menjadi pilihan utama. (otosport.co.id)