Diharapkan Lebih Memahami Pasar Indonesia, President Director Yamaha Dipegang Orang Lokal

Editor - Selasa, 23 Februari 2010 | 11:40 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET – Terhitung sejak Februari 2010, tubuh Yamaha Indonesia mengalami perubahan posisi. Yoshiteru Takahasi, President Director PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI), PT Yamaha Indonesia Motor MFG (YIMM) dan PT Yamaha Motor Manufacturing West Java (YMMWJ), harus kembali ke Jepang untuk mengemban tugas yang lebih besar.

Pria yang sudah 7 tahun bekerja di Yamaha Indonesia ini akan menempati posisi Managing Director Motorcycle Operation di Yamaha Motor Coorporation sekaligus menjadi chairman/presiden komisaris Yamaha Indonesia Group (YMKI, YIMM dan YMMWJ).

“Tenang saja, saya tidak sepenuhnya meninggalkan Indonesia. Sebagai chairman saya akan tetap mengawasi Yamaha Indonesia, tiap tiga bulan rencananya saya akan ke Indonesia untuk bertukar pendapat dengan para direksi,” ungkap pria ramah ini.

Tentunya Takahasi diberikan tantangan yang lebih tinggi karena telah dianggap sukses meningkatkan penjualan serta brand image Yamaha di Indonesia yang menjadi market terbesar Yamaha Global saat ini. Saat tertimpa krisis hampir semua Yamaha di dunia mengalami kerugian, hanya di Indonesia yang tetap mampu menorehkan angka penjualan cukup tinggi.

Sedang posisi presiden director tiga perusahaan Yamaha di Indonesia tadi akan dipegang oleh orang-orang lama. YMKI yang berkonsentrasi memasarkan Yamaha di Indonesia, kendalinya akan dipegang langsung oleh Dynisius Beti. Pria yang sebelumnya menjabat Vice President Director YMKI ini akan menempati posisi President Director YMKI.

Sedang pabrik perakitan Yamaha YIMM dan YMMWJ akan dipegang oleh Tsuneji Suzuki. Pergantian direksi Yamaha Indonesia diharapkan mampu memadukan teknologi dan kualitas Jepang dengan pimpinan pabrik perakitan di bawah orang Jepang dengan kemampuan pemasaran ala Indonesia dimana orang Indonesia yang memimpin marketing Yamaha.

“Ini merupakan sinergi teknologi dan kualitas Jepang dengan pengenalan pasar ala Indonesia. Orang lokal pasti lebih tahu kebutuhan konsumen lokal. Kebutuhan tadi kemudian dijawab dengan teknologi dan kualitas Jepang untuk orang Indonesia,” ungkap Dyonisius Beti.

Penulis/Foto: Popo