Sean Gelael menyisakan rasa kecewa setelah menyelesaikan balapan seri keduanya di ajang GP2 di Spa-Francorchamps, Belgia (22-23/8). Padahal ia sempat memperlihatkan kecepatan yang bagus di race pertama (feature race) tetapi mendapat hasil yang kurang baik di race kedua (sprint race). Demikian statement dari kubu Sean Gelael (24/8).
Awalnya pembalap 18 tahun ini menikmati pertarungan serunya bersama dengan pebalap Red Bull Junior Pierre Gasly, Nathanael Berthon, Nick Yelloly dan Richie Stanaway. Mereka tak lain pembalap-pembalap yang sudah lebih dulu berkecimpung di GP2 dengan hasil baik.
Hingga kemudian terjadi kecelakaan besar tepat di depan Sean di mana pebalap Belanda Daniel de Jong menabrak dinding pembatas terbuat dari ban dengan kecepatan tinggi.
Hal ini membuat safety car memasuki lintasan dan para pebalap termasuk Berthon dan Gustav Malja, yang sebelumnya berada di belakang Sean, mengambil kesempatan untuk melakukan pit stop wajib dan mengganti ban mereka yang bertipe soft dengan hard rubber.
Sayangnya, Sean dan beberapa pebalap lainnya sudah mengambil keputusan untuk memulai balapan dengan ban Pirelli bertipe keras dan terlalu cepat bagi mereka untuk mengganti ke tipe lunak karena ban tersebut tidak akan bertahan sampai dengan akhir. Diperlukan waktu yang cukup lama untuk membersihkan sisa-sisa kecelakaan De Jong, balapan pun dihentikan.
Saat dimulai kembali, Sean dengan mobil Jagonya Ayam with Carlin sudah tidak memiliki kesempatan untuk meraih hasil yang baik, tetapi ia tetap memperlihatkan kecepatan yang baik.
Setelah mengganti dengan ban bertipe lunak, Sean mencatatkan waktu tercepat ke delapan dalam satu putaran, di mana catatan waktu tersebut lebih baik dari catatan waktu tercepat pemenang perlombaan, Stoffel Vandoorne.
Sean menjadi frustrasi setelah pebalap saingannya di awal lomba, Berthon finish di posisi ketujuh, sementara Malja di posisi sepuluh, keduanya mendapatkan poin dan memperlihatkan bahwa mungkin saja Sean akan mendapatkan hasil yang sama apabila melakukan strategi yang berbeda.
Hasil mengecewakan berlanjut di race dua, Minggu. Sean harus memulai perlombaan dari barisan belakang dan mobil Sean dan rekan satu timnya Julian Leal, mengalami kesulitan untuk mendapatkan kecepatan yang baik saat berlomba yang mengarah pada rasa frustasi saat menyelesaikan lomba akhir pekan kemarin.
“Saya kecewa bercampur sedih” kata Sean.
“Kami menggunakan ban keras saat memulai pertandingan di hari Sabtu dan strategi tersebut tidak berhasil. Saya melakukan start yang baik dan langsung bertarung memperebutkan posisi enam belas. Pertarungan yang sangat baik dan walaupun mereka berhasil melewati saya, saya tetap punya kesempatan untuk melewati mereka kembali dan saat itu semua berjalan dengan baik. Tetapi pada akhirnya saya tidak bisa mendapatkan hasil baik karena tidak beruntung dengan adanya safety car, bendera merah dan strategi kami,” tuturnya.
“Dalam lomba hari Minggu, kembali saya melakukan start dengan baik dan kembali bertarung memperebutkan posisi kelima belas dan enam belas, tetapi tidak mendapatkan kecepatan yang diharapkan. Saya semakin pelan dan semakin pelan. Kami mencoba sesuatu pada mobil, tetapi saya kehilangan grip sehingga semakin tertinggal, tertinggal dan berakhir entah di mana,” terang Sean.
Untuk seri selanjutnya di Monza ia absen karena jadwalnya bersamaan dengan seri Formula Renault 3.5 di Silverstone, Inggris yang ia ikuti.
Awalnya pembalap 18 tahun ini menikmati pertarungan serunya bersama dengan pebalap Red Bull Junior Pierre Gasly, Nathanael Berthon, Nick Yelloly dan Richie Stanaway. Mereka tak lain pembalap-pembalap yang sudah lebih dulu berkecimpung di GP2 dengan hasil baik.
Hingga kemudian terjadi kecelakaan besar tepat di depan Sean di mana pebalap Belanda Daniel de Jong menabrak dinding pembatas terbuat dari ban dengan kecepatan tinggi.
Hal ini membuat safety car memasuki lintasan dan para pebalap termasuk Berthon dan Gustav Malja, yang sebelumnya berada di belakang Sean, mengambil kesempatan untuk melakukan pit stop wajib dan mengganti ban mereka yang bertipe soft dengan hard rubber.
Sayangnya, Sean dan beberapa pebalap lainnya sudah mengambil keputusan untuk memulai balapan dengan ban Pirelli bertipe keras dan terlalu cepat bagi mereka untuk mengganti ke tipe lunak karena ban tersebut tidak akan bertahan sampai dengan akhir. Diperlukan waktu yang cukup lama untuk membersihkan sisa-sisa kecelakaan De Jong, balapan pun dihentikan.
Saat dimulai kembali, Sean dengan mobil Jagonya Ayam with Carlin sudah tidak memiliki kesempatan untuk meraih hasil yang baik, tetapi ia tetap memperlihatkan kecepatan yang baik.
Setelah mengganti dengan ban bertipe lunak, Sean mencatatkan waktu tercepat ke delapan dalam satu putaran, di mana catatan waktu tersebut lebih baik dari catatan waktu tercepat pemenang perlombaan, Stoffel Vandoorne.
Sean menjadi frustrasi setelah pebalap saingannya di awal lomba, Berthon finish di posisi ketujuh, sementara Malja di posisi sepuluh, keduanya mendapatkan poin dan memperlihatkan bahwa mungkin saja Sean akan mendapatkan hasil yang sama apabila melakukan strategi yang berbeda.
Hasil mengecewakan berlanjut di race dua, Minggu. Sean harus memulai perlombaan dari barisan belakang dan mobil Sean dan rekan satu timnya Julian Leal, mengalami kesulitan untuk mendapatkan kecepatan yang baik saat berlomba yang mengarah pada rasa frustasi saat menyelesaikan lomba akhir pekan kemarin.
“Saya kecewa bercampur sedih” kata Sean.
“Kami menggunakan ban keras saat memulai pertandingan di hari Sabtu dan strategi tersebut tidak berhasil. Saya melakukan start yang baik dan langsung bertarung memperebutkan posisi enam belas. Pertarungan yang sangat baik dan walaupun mereka berhasil melewati saya, saya tetap punya kesempatan untuk melewati mereka kembali dan saat itu semua berjalan dengan baik. Tetapi pada akhirnya saya tidak bisa mendapatkan hasil baik karena tidak beruntung dengan adanya safety car, bendera merah dan strategi kami,” tuturnya.
“Dalam lomba hari Minggu, kembali saya melakukan start dengan baik dan kembali bertarung memperebutkan posisi kelima belas dan enam belas, tetapi tidak mendapatkan kecepatan yang diharapkan. Saya semakin pelan dan semakin pelan. Kami mencoba sesuatu pada mobil, tetapi saya kehilangan grip sehingga semakin tertinggal, tertinggal dan berakhir entah di mana,” terang Sean.
Untuk seri selanjutnya di Monza ia absen karena jadwalnya bersamaan dengan seri Formula Renault 3.5 di Silverstone, Inggris yang ia ikuti.