Jakarta - Kebutuhan akan mobil, semakin hari semakin menigkat. Hal ini jelas terbukti dalam perhitungan jumlah pembelian dari tahun ke tahunnya. Saat ini pembelian mobil bahkan terbilang jauh lebih besar dari pada pembelian motor. Oleh karena itu, saat ini para produsen mobil sudah memulai untuk memberikan berbagai jenis promo kepada para pelanggannya. Salah satu promo yang mereka berikan adalah dengan kredit cicilan mobil murah untuk mendapatkan sebuah mobil. Hal ini ditujukan untuk para calon konsumen dengan penghasilan menengah kebawah. Dengan cicilan sekitar Rp 3 - 5 juta, para produsen kini berharap agar bisa menambahkan jumlah pembelinya, dengan mulai mencakup para konsumen dari kelas menengah ke bawah. Namun, apakah para calon konsumen dari kelas menengah ke bawah itu akan sanggup? Dalam artikel ini cermati.com akan membahas beberapa alasan mengapa Anda tidak direkomendasikan untuk mengajukan cicilan mobil city car murah Toyota atau Honda.
• Tenor yang cukup panjang
Untuk masalah pembelian sebuah mobil dengan cicilan yang murah, tentu saja hal ini akan berakibat pada tenor yang sangat panjang. Dengan tenor yang panjang ini, tentu saja akan ada beberapa kerugian yang Anda dapatkan. Dengan cicilan yang berkisar Rp 3 - 5 juta perbulannya, terhitung kurang lebih bisa mencapai tahun ke 8 agar Anda bisa melunaskan segala cicilan. Namun, faktanya menunjukan bahwa mobil baru yang akan Anda gunakan untuk kebutuhan sehari-hari hanya bisa berusia paling lama sekita 5 tahun. Setelah itu biasanya mobil akan mengalami kerusakan atau hal lainnya yang tentu saja akan mengocek uang pribadi Anda. Dengan penghasilan yang hanya sekitar Rp 5 jutaan, ditambah dengan cicilan yang lumayan besar, bukannya tidak mungkin Anda akan kewalahan pada akhirnya. Hal ini lah yang menjadi sebuah kelemahan pada pengajuan mobil dengan cicilan yang kecil.
• Penyesuaian gaji
Selain tenor yang panjang, Anda pun tentu harus memikirkan tentang kebutuhan-kebutuhan lainnya. Sebut saja gaji Anda Rp 5 juta. Dalam perhitungan wajarnya, Anda harus menabung sekitar 20% untuk masa depan Anda, setelah itu menabung untuk kebutuhan primer Anda selama sebulan ke depan. Apabila melakukan cicilan mobil pada saat itu, bisa saja menghabiskan sekitar 50% gaji Anda hanya untuk membayar cicilan mobil . Hal ini lah yang akan menjadi sebuah masalah, dimana mobil yang anda inginkan bisa didapatkan, namun kebutuhan primer anda tidak bisa terpenuhi.
• Kemacetan dan BBM
Fakta lainnya membuktikan bahwa saat ini kondisi Negara kita sedang dalam krisis kemacetan. Terutama di Jakarta. Karena kemacetan tersebut, kecepatan mobil yang terhitung dalam sebuah aplikasi Waze adalah 19 km/ jam. Bahkan dalam sebuah penelitian, apabila pembelian mobil terus meningkat, bukan tidak mungkin kemacaetan akan semakin bertambah dan kecepatan pemakaian mobil pada tahun 2020 bisa mencapai 8 Km / jam. Tentu saja hal ini akan sangat sia-sia. Terlebih lagi, hal ini pun memiliki dampak pada borosnya BBM yang akan Anda gunakan. Dengan kemacetan dengan bermain pada gigi rendah, tentu saja mobil Anda akan lebih boros dalam menggunakan bensin. Hal ini lah yang bisa menjadi sebuah kerugian yang besar apabila membeli mobil saat ini.
• Perawatan mobil dan suku cadang
Dengan menyicil mobil dengan gaji yang pas-pasan, tentu saja hal ini membuat gaji Anda akan terbagi dua saja, 50% untuk kebutuhan primer dan 50% untuk membayar cicilan mobil. Lalu bagaimana dengan kebutuhan sekunder dan juga perawatan dan suku cadang mobil. Padahal, biasanya mobil harus selalu melakukan perawatan kurang lebih 2 bulan sekali. Hal ini pun tentu saja akan menjadi kendala bagi Anda. Dengan tidak dilakukannya perawatan secara rutin, bukan tidak mungkin lama kelamaan mobil akan mengalami kerusakan pada akhirnya.
• Biaya administrasi dan pajak
Dalam hal ini, Anda seharusnya bisa lebih berhati-hati dan juga teliti dalam mengambil sebuah cicilan mobil. Dalam beberapa kasus, cicilan mobil murah yang ditawarkan oleh sebuah produsen mobil, biasanya belum termasuk dengan biaya administrasi dan juga biaya pajak. Sekali Anda setuju dengan cicilan dan DP yang ditawarkan pihak produsen, biasanya DP tersebut akan membengkak sampai hitungan berjuta-juta. Alasan yang digunakannya adalah biaya administrasi dan juga biaya pajak dimana hal ini adalah sebuah keharusan yang dibayarkan oleh konsumen.