Biosolar dan Dexlite sudah menggunakan campuran minyak sawit di dalamnya.
Ini sesuai peraturan menteri ESDM No. 12/2015 tentang penyediaan, pemanfaatan dan tata kelola niaga bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar lain, solar di tanah air harus menggunakan 20 persen minyak nabati (B20).
“Tahukah Anda sejak Januari 2016 lalu solar yang ada di SPBU sudah mengandung 20 persen minyak nabati?” ucap Mia Krishna Anggraini, koordinator Product Development Specialist PT Pertamina Lubricants membuka pengenalan produk baru Pertamina di Jakarta (27/6).
Ia tak lantas menjelaskan produk pelumas baru tersebut melainkan menjelaskan plus minus biosolar B20 yang terbuat dari campuran minyak bumi dan 20 persen minyak sawit.
Di antaranya sifat membersihkan yang baik, pelumasan yang baik dan ramah lingkungan.
Namun minusnya B20 menyebabkan larutnya kotoran pada tangki atau jalur bahan bakar di mana kotoran tersebut dapat menyumbat filter atau sistem injeksi mesin.
Minusnya lagi, mudah teroksidasi dan mudah menyerap air.
Nah, untuk menghadapi efek dari penggunaan BBM Biodiesel tersebut Pertamina mengeluarkan pelumas khusus mesin diesel yang meminum solar B20. Yakni Meditran SX Bio.
Pelumas ini dibuat untuk mesin-mesin diesel yang kini sudah minum solar B20, utamanya kendaraan komersial seperti untuk angkutan umum. Sehingga efek buruk dari solar B20 bisa dihindari.
Pelumas baru ini memiliki viskositas SAE 15W-40, API CH-4/SJ.
“SX Bio yang kami utamakan CH-4 karena pasar diesel paling besar di Indonesia dan tidak overspec. CH-4 untuk kendaraan bisnis, truk-truk pertambangan,” ucap Mia.
Di pasaran Meditran SX Bio dilepas dengan harga sebagai berikut:
Consumer price Rp 53.00/liter atau Rp 208.000/ 4 liter
Outlet price Rp 44.900/ liter atau Rp 176.300/ 4 liter