Test Drive BMW M2 Coupe

Parwata - Selasa, 5 Juli 2016 | 20:14 WIB

BMW M2 COUPÉ (Parwata - )

Karena kunci dari kenikmatan berkendara adalah ringannya bobot, pengurangan beban jadi kewajiban di pesaing Mercedes-Benz CLA 45 AMG ini.

Beberapa bahan lightweight dari M4 Coupé ditransfer, seperti sasis, control arms, diferensial aktif dan pelat khusus pada suspensi depan double-joint spring strut.
    
Akibat memakai kaki-kaki dari M4, plus ban berukuran 265/35R19 di belakang, alhasil fender pun terlihat lebih berotot.

Bahkan servotronic yang digunakan untuk EPS berbeda dengan BMW biasa, putaran setir pada mode Comfort tidak terlalu ringan, apalagi setelah dipindahkan ke Sport dan Sport+. Damper pada suspensi dibuat fixed.

Hasilnya? Setiap kali menikung selalu jadi pleasure. Bisa dikatakan, M2 benar-benar all about fun. Gokart-like feeling didapatkan berkat dimensinya yang kompak, putaran setir terasa sangat akurat, hingga menikung dalam kecepatan tinggi tidak terasa menakutkan.

Absennya body roll juga jadi alasan mengapa melahap tikungan selalu menjadi menyenangkan di dalam M2 Coupé.

Belum lagi dalam M Dynamic Mode yang bisa diaktifkan di mode Sport+, understeer sangat mudah diperoleh untuk extra-pleasure. Bila suka drift?

Cukup matikan total traction control dan kemampuan M2 menggeser ban belakang karena power mesinnya tidak akan mengecewakan.

Kenyamanan

Semua bumbu fun tadi bisa melontar balikkan M2 dalam soal kenyamanan. Fixed damper, wheelbase pendek dan profil ban tipis akan jadi resep perfect disaster, bagi mereka yang hanya ingin rileks setelah kelelahan pulang dari bekerja seharian.

Diperparah ketika sedang macet, rasa transmisi DCT di gigi 1 sangat kikuk.  Perpindahan kadang terjadi dengan kasar, laju stop & go mobil menyendat-nyendat, hingga karakter dual clutch, membuat setiap kali ingin melaju perlu menginjak pedal gas terlebih dahulu yang membuat sulit bila terjadi kemacetan di tanjakan.