Test Drive BMW M2 Coupe

Parwata - Selasa, 5 Juli 2016 | 20:14 WIB

BMW M2 COUPÉ (Parwata - )

Mengingatkan M3 asli, M terkecil ini dirancang untuk terus-terusan memberi rasa old school fun

Jakarta - M selalu digunakan untuk menggambarkan varian terkuat dari sebuah BMW. M5, sudah lama dikenal sebagai sedan yang bisa menjelma dari limosin ke sport car dengan sebuah tombol.

Sedang M3, berbadan lebih kecil selalu jadi acuan sedan sport kompak yang paling fun hingga menjadi benchmark. Sekarang?
    
Makin besar dan beratnya M3 kini justru membuatnya makin terarah untuk mengambil tahta M5 dulu, meninggalkan ruang kosong untuk sedan kompak yang all about fun.

Karena keabsenan itulah, BMW M2 Coupé lahir. Meski banyaknya kontroversial yang mengatakan ini bukan M sungguhan karena terlalu banyak faktor, there’s a lot to love sekalinya tombol start/stop engine ditekan. 

Desain

Meski hanya terpisahkan kata ‘35i’ di belakang, perbedaan desain M2 dan M235i sebenarnya cukup drastis. Dari depan saja, bumper M2 memiliki desain labih agresif dengan gril radiator lebih murung dan air intake lebih berlekuk.

Bagian samping M2 langsung bisa dibedakan dari wheel arch raksasanya dan tidak diragukan lagi, pelek palang 5 berdiameter 19 inci, menutupi rem raksasa berukuran 380 mm di depan dan 370 mm di belakang.

Sedangkan dari belakang, desain bumper membuat lekukan tegas di samping dengan reflektor, juga diwakili empat knalpot yang membedakan dari M235i yang hanya ada 2.

Pindah ke dalam, sambutan khas M seperti jahitan berwarna biru di jok dan door trim dan kombinasi biru merah di setir, serta emblem M di sekujur tempat langsung jadi penanda jelas.  Makin sangar, trim silver di M235i pun diganti dengan carbon fibre model open pore.

Handling

Karena kunci dari kenikmatan berkendara adalah ringannya bobot, pengurangan beban jadi kewajiban di pesaing Mercedes-Benz CLA 45 AMG ini.

Beberapa bahan lightweight dari M4 Coupé ditransfer, seperti sasis, control arms, diferensial aktif dan pelat khusus pada suspensi depan double-joint spring strut.
    
Akibat memakai kaki-kaki dari M4, plus ban berukuran 265/35R19 di belakang, alhasil fender pun terlihat lebih berotot.

Bahkan servotronic yang digunakan untuk EPS berbeda dengan BMW biasa, putaran setir pada mode Comfort tidak terlalu ringan, apalagi setelah dipindahkan ke Sport dan Sport+. Damper pada suspensi dibuat fixed.

Hasilnya? Setiap kali menikung selalu jadi pleasure. Bisa dikatakan, M2 benar-benar all about fun. Gokart-like feeling didapatkan berkat dimensinya yang kompak, putaran setir terasa sangat akurat, hingga menikung dalam kecepatan tinggi tidak terasa menakutkan.

Absennya body roll juga jadi alasan mengapa melahap tikungan selalu menjadi menyenangkan di dalam M2 Coupé.

Belum lagi dalam M Dynamic Mode yang bisa diaktifkan di mode Sport+, understeer sangat mudah diperoleh untuk extra-pleasure. Bila suka drift?

Cukup matikan total traction control dan kemampuan M2 menggeser ban belakang karena power mesinnya tidak akan mengecewakan.

Kenyamanan

Semua bumbu fun tadi bisa melontar balikkan M2 dalam soal kenyamanan. Fixed damper, wheelbase pendek dan profil ban tipis akan jadi resep perfect disaster, bagi mereka yang hanya ingin rileks setelah kelelahan pulang dari bekerja seharian.

Diperparah ketika sedang macet, rasa transmisi DCT di gigi 1 sangat kikuk.  Perpindahan kadang terjadi dengan kasar, laju stop & go mobil menyendat-nyendat, hingga karakter dual clutch, membuat setiap kali ingin melaju perlu menginjak pedal gas terlebih dahulu yang membuat sulit bila terjadi kemacetan di tanjakan.

Performa

Kupe kecil ini diklaim bukan M sejati karena menggunakan mesin seri non S, yaitu berkode N55 yang juga digunakan di M235i. Memang, piston untuk kompresi lebih tinggi dan crankshaft diambil dari mesin S55 milik M4, tetapi sisanya tetap mesin berkapasitas 2.979 cc dengan satu twin-scroll turbocharger, bukan dua turbo yang dimiliki Seri M lainnya, namun di-tune ulang hingga berbeda output sekitar 50 dk.

Bahkan pengaturan bagaimana mesin tersebut bekerja juga tidak seperti Seri M lainnya. Tidak ada beberapa level adjustment untuk setir, throttle dan transmisi secara individual karena semua dilakukan hanya dengan memilih mode Comfort, Sport atau Sport+.

Hasilnya? Well, setelah dimasukkan ke mode Sport, performanya benar-benar luar biasa! Bila memanfaatkan mode manual via paddle shift, turbo lag sangat tidak terasa dan setiap injakan pedal langsung terasa instan.

Belum lagi perpindahan giginya yang sangat sadis dan cepat bila dimasukkan ke Sport+, mengingat bodinya yang mungil. Semuanya disempurnakan oleh output suara yang bergemuruh dari quad-muffler dan simfoni mesin yang tidak akan didapat dari mesin 4-silinder.    

Konsumsi
Mengitari jalanan macet Jakarta lebih dari 500 km, didapat rata-rata konsumsi bensin 5,8 km/liter. Sejujurnya, tidak ada yang mengagetkan dari angka ini, mengingat performa yang dikeluarkannya. Hanya saja perlu diingat, jenis bahan bakar yang direkomendasikan di fuel cap adalah oktan 98, sedangkan 95 adalah nilai minimum. So if you want to keep those engine running, jangan coba-coba memasukkan bensin oktan di bawahnya, seperti Pertamax atau Shell Super.

Data Spesifikasi BMW M2 Coupé:
Mesin: N55 M TwinPower Turbo 6-silinder segaris dengan twin-scroll turbocharger, Valvetronic, Double VANOS dan High Precision Injection
Kapasitas: 2.979 cc
Rasio Kompresi: 10,2 : 1
Layout Mesin: Mesin Depan Penggerak Belakang
Tenaga Maksimum: 370 dk @ 6.500 rpm
Torsi Maksimum: 465 Nm @ 1.400 – 5.560 rpm (overboost 500 Nm @ 1.450 rpm – 4.750 rpm)
Transmisi: Kopling Ganda 7-percepatan M Double Clutch dengan Drivelogic
Dimensi (p x l x t): 4.468 mm x 1.854 (1.984)* mm x 1.410 mm
*lebar dengan spion
Wheelbase: 2.693 mm
Ground Clearance: 123 mm
Radius Putar: 5,85 m
Sistem kemudi: Electrical Power Steering dengan M Servotronic
Suspensi Depan: Double-pivot Spring-strut dengan M Damper
Suspensi Belakang: Five-link dengan M Damper
Rem Depan/Belakang: Cross Driled Ventilated Disc (380 mm)/Cross Drilled Ventilated Disc (370 mm)
Ban: Michelin Pilot Super Sports, 245/35R19 (Depan) / 265/35R19 (Belakang)
Kapasitas Tangki: 52 liter
Berat: 1.570 kg
Harga: Rp 1,349 miliar (off the road)

Data Tes  BMW M2 Coupé:

Akselerasi

0 – 60 km/jam: 2,4 detik
0 – 100 km/jam: 4,5 detik
40 – 80 km/jam: 1,7 detik
0 – 201 m: 8,5 detik
0 – 402 m: 13 detik

Konsumsi:
Dalam Kota: 5,8 km/liter
Luar Kota: 8,6 km/liter
Konstan 60 km/jam: 14,3 km/liter @ 1.500 rpm (6th)
Konstan 100 km/jam: 13,3 km/liter @ 1.950 rpm (7th)

Pesaing:

Mercedes-Benz CLA 45 AMG
Mesin: AMG 1.991 cc 4-silinder segaris dengan turbocharger
Transmisi: Kopling Ganda DCT 7-percepatan
Harga: Rp 1,149 miliar off the road

Porsche Cayman GTS
Mesin: 6-silinder segaris 3.436 cc dengan DFI dan Variocam Plus
Transmisi: Kopling Ganda PDK 7-percepatan
Harga: By order