Jakarta - Power mesin yang hebat yang dicapai tunggangan balap oleh tim ternyata tak selamanya membuatnya berjaya. Malah memicu dilarangnya turun di trek lomba. Padahal ketika meramu kendaraan tersebut, ada garis batas yang sangat tipis antara melakukan kecurangan dengan sebuah inovasi, baik dari tim atau dari pembalap itu sendiri.
Namun aturan tetap aturan, inovasi-inovasi yang ditemukan terkadang dianggap ilegal dan akhirnya mobil balap tersebut dilarang bertanding. Sepanjang sejarah balapan, setidaknya ada 10 mobil yang dilarang untuk berlomba. Bisa karena terlalu mendominasi balap, sampai karena aplikasi perangkat inovasi tersebut.
Jumping Jack
Sneaky Pete Robinson, dengan nama panggilan Sneaky Pete pernah mengalami hal pahit saat mengikuti event drag race di Amerika Serikat. Pasalnya NHRA (National Hot Rod Association) langsung mengeluarkan surat ilegal terhadap komponen yang dipasang.
Saat berada di garis start dan menunggu lampu hijau menyala, sewajarnya ban menapak di aspal. Tapi, dengan invoasi dari Sneaky Pete, ban belakang akan terangkat dari aspal.
Saat terangkat ini, gas diinjak penuh dan membiarkan ban berputar. Ketika sudah hijau, ‘dongkrak’ diturunkan dan mobil langsung melesat tanpa ban spinning (berputar di tempat). Alhasil, torehan waktu menjadi sangat kecil.
Aplikasi dongkrak itulah yang dianggap ilegal oleh NHRA. Sejak saat itu, Sneaky Pete tak pernah lagi pakai ‘dongkrak’, namun tetap saja menang beberapa kali.
T-Rex
Nama ini yang dipakai oleh tim balap Hendrick Motorsport di ajang balap NASCAR. Berbodi Chevrolet Monte Carlo, T-Rex dipakai selama musim kompetisi 1997 dengan pembalap Jeff Gordon. Selama musim kompetisi tersebut Jeff Gordon dan T-Rex selalu mendominasi lomba.
Tidak pernah keluar dari posisi 5 besar. Setelah selesai kompetisi, seluruh mobil di cek ulang. Dan akhirnya dijatuhkan sanksi kalau T-Rex tak boleh lagi berlomba. Bukan karena terlalu mendominasi, tapi karena desain sasis hasil pemikiran Rex Stump, desainer sasis dari Corvette dianggap terlalu radikal dan menyalahi aturan.
Brabham BT46B
Sebuah mobil Formula yang sempat dipacu oleh pembalap F1 Niki Lauda dikenal juga sebagai fan car. Dilarang karena di bagian belakang terdapat fan yang sangat besar. Nah, keberadaan fan inilah yang membuatnya dilarang berlomba.
Berbentuk fan, selain untuk mendinginkan mesin, juga sebagai komponen aerodinamika. Menurut ketentuan dari FIA, komponen aerodinamika yang terpasang harus tetap. Fan dianggap tidak tetap karena bisa berputar.
WRC Toyota Cekica GT-Four
Pada 1995, FIA memberlakukan sistem pelat restriktor turbo di mobil-mobil reli. Sehingga aliran udara yang masuk tak terlalu banyak dan kencang, menjadikan pacuan sedikit lebih pelan dan driver serta co-driver lebih aman.
Namun, pihak FIA melarang Toyota Celica GT-Four untuk berlomba. Sebab terbukti sudah mengakali sistem restriktor turbo tersebut. Sehingga mobilnya menjadi lebih kencang.
Chapparal 2E
Ketika berlomba, ada saatnya ingin mendapatkan grip yang bagus, di lain waktu ingin mendapat kecepatan. Grip dibutuhkan ketika belok dan kecepatan dibutuhkan saat jalur lurus. Chapparal 2E yang berlaga tahun 1960-1970-an ini mendapat modifikasi pada sistem aerodinamika yang bisa bergerak.
Padahal saat itu, ketentuan ini tidak diperbolehkan. Ketika butuh grip, maka spoiler sedikit ditutup dan saat butuh kecepatan, dibuka penuh. Sistem aerodinamika ini yang dilarang oleh penyeleggara lomba.
Mobil-mobil Reli Group B
Bagi pencinta reli, tentu tahu keberingasan mobil-mobil grup B. Tenaganya yang nyaris mencapai 500 dk tentu sangat kencang untuk dipacu di arena reli. Perlu diketahui, ketika reli menggunakan jalan umum yang ditutup, permukaan yang tidak rata, belum lagi melaju di antara pohon atau lainnya.
Para pereli yang di grup B ini kerap terlibat kecelakaan hebat, bahkan sampai menewaskan para awak atau juga penonton. Concern pada hal tersebut, akhirnya FIA menutup grup ini.
Williams FW14B
Lagi-lagi berasal dari kancah F1 yang di-banned. Namun bukan karena sistem aerodinamika seperti pada Chapparal 2E. Tim Williams dilarang menggunakan seri FW14B disebabkan aplikasi suspensi aktif. Dengan suspensi seperti itu, maka akan mendapat keuntungan saat berada di tikungan dan juga trek lurus.
Setiap ban dapat grip maksimal sehingga tak heran jika pada 1992-1993 Williams FW14B mendominasi lomba. Namun setelah itu dilarang oleh FIA. Disebutkan aplikasi itu tidak fair. Sebab tidak semua tim bisa menerapkan teknologi yang sama.
Tyrell 025
Secara prestasi, mobil F1 yang menggunakan bahan karbon fiber untuk bodi dan mesin V8 (kompetitor V10) ini tidaklah terlalu membanggakan. Hanya mengecap dua kali kemenangan saat di Monaco Grand Prix 1997. Lalu kenapa tetap di-banned? Untuk mengejar ketertinggalan dan mendalami aerodinamika, tim menyimpan X-Wing dekat dengan kokpit. Memang menambah downforce.
Maka serta-merta tim lain ikutan pakai. FIA akhirnya melarang penggunaan X-Wing pada 1998, bukan karena banyak dipakai, tapi karena unsur safety. Sangat mudah kru dari tim akan celaka karena tersangkut pada X-Wing tersebut. Bayangkan saat melakukan pitstop.
Chapparel 2J
Tim Chapparal yang berlaga di ajang Can-Am Series medio 1970-an mungkin jadi tim paling sial. Sebab dua kali mendapat banned dari penyelenggara. Pada Chapparal 2J ini menggunakan dua mesin, salah satunya V8.
Mesin V8 dipakai untuk menggerakkan mobil. Namun, mesin yang satu lagi dengan dimensi lebih kecil dipakai untuk menggerakkan fan. Kipas inilah yang dilarang karena dianggap sebagai komponen aerodinamika yang bergerak.
Dodge Charger Daytona
Desainnya menyerupai pesawat jet. Bagian depan lancip dengan wing spoiler ekstra tinggi di belakang. Dengan desain ini, banyak kemenangan yang diraih. Dan itulah yang diinginkan oleh Dodge.
Tapi, pelarangan lomba jatuh dari otoritas lomba NASCAR. Sebab dianggap terlalu kencang dan bisa membahayakan semua pihak. Bayangkan, pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, Dodge Charger Daytona ini menjadi satu-satunya pendobrak kecepatan yang bisa mencapai kecepatan 321 km/jam.