Tak hanya tampilan luar yang direvisi dengan kemasan lebih modern, Suzuki New Ertiga Dreza juga memiliki kejutan di interiornya. Ketika masuk ke kabin Anda akan mendapati head unit terbesar di kelasnya, berlayar sentuh 9 inci, berbasis sistem operasi Android, serta segudang fitur multimedia.
Sebut saja Voice Assistant yang bisa melakukan perintah suara, lantas fitur unggulan lainnya seperti koneksi Wi-Fi, Bluetooth, dan slot USB, navigasi, browser, hingga kemampuan terkoneksi dengan smartphone berbasis iOS maupun Android.
Oh ya, Anda juga bisa memanfaatkan smartphone untuk menjadi hotspot atau gunakan modem Wi-Fi router agar head unit tipe tertinggi keluarga Ertiga ini dapat berselancar di dunia maya. Hiburan menarik pun semakin beragam dengan menjelajah internet tanpa batas.
Bagaimana kualitas suara dari sistem audionya? Untuk mengetahuinya kali ini kami sambangi instalatur Johny Chandra dari workhop Mega Audio di Ruko Green Garden, Jakarta Barat untuk sesi tes audio. Pengetesan dilakukan dengan alat Real Time Analyzer (RTA) untuk melihat grafik respons frekuensi. Tak luput, kami jabarkan trik optimalisasi serta upgrade tatanan audionya.
Boks 1:
Tes RTA
Sebelum pengetesan, sistem audio kita atur ke posisi default atau standar. “Pengaturan pada flat equalizer, grafik frekuensi mid dan high terbilang cukup baik.
Terutama pada daerah 800 Hz-4 kHz. Namun untuk nada bas di frekuensi 80-125 Hz terlalu tinggi, dan ada nada hilang pada frekuensi 100 Hz. Konsentrasi utama kita maksimalkan nada bawah agar lebih bagus lagi,” ujar Johny.
Faktor nada tinggi cukup baik lantaran Ertiga Dreza dibekali tweeter di atas dasbor. “Sayangnya penempatan tweeter off-axis atau menghadap ke kaca depan.
Sehingga suara nada tinggi yang tersembur memantul ke kaca depan terlebih dahulu. Tapi insinyur Suzuki tentu mempertimbangkan faktor estetika. Jika ingin upgrade untuk kualitas maksimal, posisi tweeter bisa diarahkan langsung ke pendengar atau on-axis,” saran pria berkacamata.
Sedikit sentuhan setting menu audio bisa membuat suara yang tersembur jadi lebih maksimal, terutama nada rendah. Solusinya, bisa masuk menu setting audio.
Johny mensiasatinya dengan pengaturan Bass pada angka +6, Middle +1, dan Treble +3. Hasilnya, grafik frekuensi nada bawah membaik atau menurun, dan suara lebih powerful dan dinamis.
“Menariknya, head unit ini menyediakan pengaturan mode Normal, EQ, Advanced, dan Best Setting. Artinya, pengguna bisa menentukan jenis kualitas suara yang tersembur sesuai dengan selera. Selain itu, akustik dasbor yang cukup lapang dan rata berfungsi untuk mendukung tatanan suara jadi lebih optimal,” serunya.
Boks 2:
Upgrade
Kualitas suara yang tersembur sudah mampu menjadi hiburan awak kabin selama perjalanan. Tetapi bagi para penikmat audio, rasanya opsi upgrade audio jadi jalan keluarnya. Dan salah satu kekurangan dari Dreza yakni belum dilengkapi rear view camera.
Johny juga memberikan pilihan upgrade. Bagi yang ingin pasang rear view camera, Johny tawarkan dengan harga Rp 850 ribu. Untuk mendongkrak kekurangan frekuensi rendah, bisa aplikasi subwoofer slim Nakamichi 8 inci dengan harga Rp 2,5 juta. Selain itu, aplikasi peredam pada door trim bisa dilakukan untuk mengurangi vibrasi.
Kalau suara audio dirasa kurang, Johny sediakan paket advanced 2-way dengan harga Rp 7,5 juta yang terdiri dari speaker Venom split 6 inci, power amplifier Venom Iluminator 4-channel, subwoofer Venom Iluminator 12 inci.
Keterangan Foto:
- Browser Head unit dapat terkoneksi dengan internet. Berselancar di dunia maya pun semakin mudah. Tapi ingat, jangan mengoperasikan saat mengemudi
- Setingan audio Untuk mengoptimalkan tatanan audio, Anda cukup masuk ke menu setting dan mengatur Bass, Middle, dan Treble