Test Drive Chevrolet Trax 1.4 LTZ

Parwata - Jumat, 21 Oktober 2016 | 12:33 WIB

Test Drive Chevrolet Trax 1.4 LTZ (Parwata - )

Mesin turbocharged, value for money tinggi dan fitur berlimpah di atas sempitnya kabin, membuatnya pantas dilirik di segmen berkembang ini
    
Jakarta
- Ketika PT General Motors Indonesia (GMI) akhirnya merilis Trax Desember silam, OTOMOTIF sempat ragu lantaran umur crossover ini yang sudah ada secara global sejak 2013. Benar saja, facelift-nya dikenalkan di 2016 Chicago Auto Show 2 bulan kemudian, membuat para pemesan inden di Indonesia meneguk ludah mengetahui mereka harus puas dengan versi lamanya.

Tapi harga Rp 296 juta untuk varian LTZ, tetap membuatnya menjadi pilihan yang patut dilirik, sementara Nissan Juke 1.5 CVT yang sudah aging dibanderol hanya Rp 11 juta lebih murah dan Honda HR-V 1.5L E CVT lebih mahal Rp 4,4 juta. Belum lagi, output dan torsi mesin jadi yang terbesar di kelasnya dengan kapasitas terkecil. Bahkan, komplain mayor kami satu-satunya selama mengetes adik Captiva ini hanya ruang depan yang terasa jauh lebih kecil dibanding dimensi eksteriornya. Lengkapnya, cek hasil lengkap di bawah. Tim OTOMOIF

Performa & Konsumsi

Bila tenaga mesin 1.400 cc biasanya hanya berkisar di 100 dk, Chevrolet boleh berbangga jantung Ecotec-nya punya output 138 dk dengan torsi 200 Nm, berkat bantuan selongsong keong kecilnya. Praktis, hal tersebut membuatnya terasa tidak mengecewakan di jalan. Responnya hampir linear, sehingga turbo lag sambil menunggu boost penuh pada 1.850 rpm minim hampir tak terasa. Tentu akselerasi paling berisi di putaran tengah hingga sekitar 5.000 rpm, yang dilanjutkan perpindahan gigi 6-percepatannya yang mulus dan cepat.

Memang terdengar sedikit bunyi khas rasio transmisi tinggi di gigi 1 dan 2 yang cukup intrusif, namun siapa peduli ketika angka 0-100 km/jam yang didapat lebih cepat 1 detik dibanding HR-V 1.8 CVT? Yes, mesin jadi aspek terbaik Trax. Perihal konsumsi, khas mesin berturbo yang tidak begitu brilian ketika forced induction-nya sudah aktif, ditunjukkan dengan angka di MID yang mentok di 6,2 L/100 km. Untungnya, kapasitas yang hanya 1.364 cc membuatnya unggul setelah bermacet ria di Jakarta yang tetap bisa menghasilkan angka 11km/liter.

Namun sempat terasa gejala knocking di awal pemakaian. Pantas saja, membuka kap bensinnya, tertera angka anjuran minimal RON 95. Sehingga pilihan bahan bakar pun menyempit pada varian termahal yaitu Shell V-Power, Total Performance 95 atau Pertamax Turbo 98.

Handling & Kenyamanan

Seperti yang GMI berusaha buktikan ketika sempat mengadakan sesi test drive Trax di Sirkuit Sentul, handling Aveo versi SUV ini tergolong baik. Steering-nya terasa cepat dan natural, EPS pun tidak membuat putarannya terlalu berat di kecepatan rendah, maupun terlalu ringan saat melaju kencang. Pelek 18 inci membuatnya enjoyable to drive, meski mengorbankan kepraktisan dengan radius putar 5,6 m.

Kontur jalan buruk yang lumayan terasa karena profil ban tipis 215/55 cukup diredam suspensi empuknya, yang untungnya tidak membuat bouncy selama masih mengikuti speed limit di tol. Tapi jika lebih memprioritaskan kelembutan berkendara, varian LT dengan pelek 16 inci, bisa jadi pilihan lebih masuk akal. Duduk di kabin, sayangnya bagi yang berbadan besar, mungkin jok akan terasa terlalu mengikat. Belum desain dasbor pendek dan door trim ekstratebal, yang membuat kabin depan menjadi sempit bahkan dengan sunroof mungilnya.

Fitur

Ketika kami katakan value for money tinggi, tentu karena sederetan fitur yang disuguhkan termasuk berlimpah. Sebut saja cruise control, auto headlights, sunroof dan ECM. Lebih down to earth, fitur seperti TPMS sederhana yang akan menyala bila ada salah satu tekanan ban yang kurang, Hill Start Assist, 6 airbags, ISOFIX, 4 sensor parkir dan kamera mundur makin membuat Trax fungsional.

Namun ajaibnya, hal yang lebih krusial seperti spion lipat elektrik tidak ada, justru diprioritaskan heated mirrors. Begitu juga lampu DRL dengan bohlam halogen, yang membuat kebanyakan orang lain cenderung mengira lampunya lupa dimatikan ketika siang hari.
        
Kepraktisan

Seakan menebus ‘dosa’ sempitnya kabin depan, Trax terlihat berusaha memanfaatkan setiap ruang yang tersedia untuk storage. Contoh setiap door trim yang mempunyai 3 tempat penyimpanan terpisah. Tidak berbeda dengan dasbor, yang di fascia tengah saja terdapat satu laci dan dua lubang, sayang ukurannya tergolong kecil.

Data Spesifikasi:
Mesin: Ecotec 1.4 L 4-silinder segaris dengan turbocharger dan Dual CVCP
Kapasitas: 1.364 cc
Rasio Kompresi: 9,5 : 1
Layout Mesin: Mesin Depan Penggerak Depan
Output Maksimum: 138 dk @ 4.900 – 6.000 rpm
Torsi Maksimum: 200 Nm @ 1.850 – 4.900 rpm
Transmisi: Otomatis, GM 6-percepatan dengan Tiptronic
Dimensi (p x l x t): 4.248 mm x 2.035 mm x 1.674 mm
Wheelbase: 2.555 mm
Ground Clearance: 158 mm
Radius Putar: 5,6 m
Sistem kemudi: EPS (Electric Power Steering)
Suspensi Depan: McPherson Strut
Suspensi Belakang: Compound Crank Rear Axle
Rem Depan/Belakang: Cakram Ventilasi/Cakram dengan ABS, EBD dan PBA
Ukuran Ban: 215/55R18
Berat: 1.380 kg
Kapasitas Tangki: 53 liter
Harga: Rp 296.000.000 (on the road Jakarta)

Data Tes:
Akselerasi

0 – 60 km/jam: 4,1 detik
0 – 100 km/jam: 9,6 detik
40 – 80 km/jam: 3,6 detik
0 – 201 m: 11 detik
0 – 402 m: 17 detik

Konsumsi:
Dalam Kota: km/liter
Luar Kota: km/liter
Konstan 60 km/jam: 23,3 km/liter @ 1.600 rpm 5th
Konstan 100 km/jam: 16,1 km/liter @ 2.000 rpm 6th