Ternyata Airbag Hanya Pendukung Keselamatan, Jadi Jangan Terlalu Berharap

Parwata - Sabtu, 15 April 2017 | 10:10 WIB

(Parwata - )

Jakarta - PT. Toyota Astra Motor (TAM) menggelar pelatihan bertajuk ‘Toyota Safety Technology’ (29/3). Dalam acara tersebut, dijelaskan segala perangkat keselamatan berkendara. Sebut saja desain mobil yang kini berfokus menunjang keselamatan. Salah satunya sasis yang memiliki crumple zone.
 
Crumple zone adalah bagian pada sasis yang berada di bagian depan. Bagian ini berguna untuk meredam tabrakan agar tidak sampai merusak kabin.

“Tak hanya ada di bagian depan, tapi juga ada sedikit di bagian belakang jika terjadi ‘tabrak belakang’ di perjalanan,” ujar Gandhi Ahimsaputra, Product Knowledge Head TAM yang menjadi mentor.

Dengan adanya crumple zone di desain mobil Toyota generasi keempat dan seterusnya, pada saat kecelakaan terjadi di kecepatan 90 km/jam dan collision energy 1,3, jumlah kecelakaan korban jiwa bisa berkurang 5,5% sejak 2016.

Angka tersebut jauh berbeda jika melihat kecelakaan korban jiwa di tahun yang sama namun di mobil generasi ketiga. Sebab mobil generasi ketiga bisa menyebabkan korban jiwa yang lebih banyak, padahal hanya di kecepatan 64 km/jam.

Safety Belt Dan Airbag

Selain desain dan eksterior, keamanan penumpang di kabin pun wajib jadi perhatian. Sebab varian baru Toyota sudah dilengkapi sistem keamanan yang ditetapkan oleh NCAP (New Car Assestment Program).

Untuk fitur passive safety atau fitur yang melindungi penumpang saat terjadi kecelakaan, contohnya safety belt dan airbag sudah diperhitungkan cara kerjanya dengan sangat baik.

“Saat terjadi kecelakaan, pretensioner akan bekerja menarik penumpang di bagian depan agar badannya tidak mengayun ke depan. Dalam jeda beberapa detik, force limiter dari safety belt akan aktif agar tidak terlalu menahan posisi badan. Sebab jika terlalu ditahan, akan membuat sakit di bagian pundak dan tulang selangka. Bisa bikin patah tulang,” kata Gandhi menjelaskan.

Pria berjanggut ini pun menambahkan agar selalu mengutamakan memakai safety belt. “Jangan mentang-mentang ada airbag, jadi mengabaikan. Sebab fungsi airbag cuma membantu, tapi kunci keselamatan utama ada di safety belt,” tambahnya.
 
Jika dilihat dari namanya yang SRS (Supplemental Restraint System) memang bukan jadi yang utama, namanya saja sudah ‘supplement’.

Airbag dengan sistem ini akan aktif jika mobil dinilai tabrakan pada kecepatan tinggi seperti di atas 80 km/jam dan aktif pada waktu 0,03 detik dari kecelakaan terjadi, lalu mengempis 0,1 detik kemudian. * DAB/otomotifnet.com

Ingin Mendidik Lebih Luas

Ingin Mendidik Lebih Luas

Dalam acara ini, memang baru ditujukan untuk awak media. Harapannya, media bisa membagi ilmunya secara teknis pada pembacanya. Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan TAM, kalau aspek utama keselamatan berlalulintas adalah orang atau pengendara, jenis kendaraannya dan lingkungan lalu lintasnya.

Hal yang menjadi wajib adalah etika berkendaranya. “Maka dari itu setelah kami memberikan info pada awak media, kami akan mengejar komunitas lain yang lebih besar secara umum.

Sebab etika berkendara di jalan kan juga menjadi faktor pendukung kondusif atau tidaknya berlalulintas,” tutur Fransiscus Soerjopranoto, Excutive General Manager Vehicle Sales Planning and Operation PT. TAM. DAB/otomotifnet.com