Jakarta - Setelah seharian mengetes Mercedes-Benz E 300 dalam E-Class Intelligent Drive yang diselenggarakan Mercedes-Benz Indonesia (18/7), akhirnya kami pun mendapat beberapa impresi tentang sedan mewah ini.
Untuk desainnya, E300 memang cantik. Makanya, mudah saja bagi mobil ini untuk menarik perhatian banyak orang di sepanjang jalan baik di Jakarta maupun Bandung.
Namun di balik sosoknya yang rupawan, ternyata di dalam kap mesin E 300 bersemayam mesin bertenaga buas.
Mercedes-Benz E 300 memakai mesin berkapasitas 1.991 cc empat silinder dengan turbocharged yang mempunyai tenaga sebesar 245 dk dan torsi 370 Nm.
Dengan tenaga dan torsi sebesar itu, tak heran jika E 300 mampu menghasilkan performa yang memukau di setiap mode berkendaranya.
Kita awali dari mode eco yang notabene merupakan mode pilihan untuk menghemat BBM.
Di sini, penyaluran tenaga dan kinerja transmisi jadi lebih halus, putaran mesinnya pun hanya bermain di 2.000 rpm.
Meskipun kinerja mesin 'ditahan' namun limpahan torsinya masih sangat terasa.
Pindah ke mode comfort, di sini bantingan suspensi jadi lebih empuk, serta kinerja mesin dan transmisi juga terasa lebih responsif.
Boleh dibilang, mode comfort ini paling pas untuk dipakai di dalam kota karena selain nyaman, tenaganya juga lebih dari cukup untuk kondisi lalu lintas stop and go atau crusing di jalan tol.
Beralih ke mode sport, di sini mesin jadi tambah bertenaga, kinerja transmisinya tambah cekatan, dan suspensi terasa lebih keras. Bagi yang ingin memacu adrenalinnya dengan E 300, mode ini bisa jadi pilihan.
Kalau masih belum puas dengan performa E 300 di mode sport, geser ke mode sport +. Pada mode ini, memang setir jadi lebih berat dan suspensi juga makin keras. Tapi, performa E 300 yang sebenarnya muncul di mode ini.
Ketika kami coba berkendara di mode sport + di rute tol, dalam kondisi gas terinjak kurang dari setengah E 300 dengan mudah mencapai kecepatan 120 km/jam.
Bahkan kecepatan 160 km/jam pun bisa diraih dengan mudah. Andai situasinya memungkinkan, kecepatan 200 km/jam rasanya bukanlah hal yang sulit untuk kami capai.
Bicara soal performanya. Terasa jika di putaran bawah, torsi E 300 masih kalah jika dibandingkan E 250.
Lain cerita di putaran atas, torsi yang dilimpahkan oleh mesin E 300 seolah tak ada habisnya. Makanya, ketika kami melewati trek menanjak dengan tingkat kemiringan yang cukup tegak, kami hanya perlu sedikit menginjak gas, dan E 300 mampu menanjak dengan sangat mudah.
Untuk suspensinya, bantingan E 300 terasa lebih empuk dari E 250. Salah satu penyebabnya adalah karena E 300 memakai ban berukuran 19 inci dengan tapak lebar.
Dalam kondisi digeber di jalan tol, E 300 masih mampu mencetak konsumsi BBM tol yang tergolong efisien.
Pada jalan bebas hambatan ini, E 300 sanggup mencetak angka 1:12,5 km/liter. Cukup impresif untuk sebuah sedan besar nan kencang.
Untuk urusan performa, Mercedes Benz E 300 bisa dibilang nyaris sempurna. Kelemahan yang sempat kami rasakan adalah masih ada sedikit gejala body roll jika E 300 dikendarai di jalan tol dalam kecepatan tinggi pada mode comfort. Namun masih dalam taraf toleransi. (otomotifnet.com/Nugie)