"Catatan ini ternyata driver bukan driver resmi yang terdaftar di Grab, tetapi ini yang terdata punya ayah tirinya. Saat ayah tirinya sedang istirahat, dipakai untuk melakukan kejahatan," kata Hengki di Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (26/4/2018).
Korban pun tak menyadari karena mobil yang datang sesuai yang tertera pada aplikasi.
(BACA JUGA: Luka Di Hati Siapa Tahu, Luka Di Bodi Mobil Berisiko Karatan, Bikin Tak Sedap Dilihat)
2. Ada upaya pemerkosaan
Ditemukan kejahatan lain dalam aksi tersebut selain penyekapan dan perampokan.
Fakta tersebut adalah adanya upaya pemerkosaan tehadap korban.
Pakaian korban dilucuti, tetapi tidak sampai dilakukan aksi perkosaan.
"Selain perampokan, pelaku juga melakukan percobaan pemerkosaan. Memang tidak jadi karena kebetulan korban sedang halangan," kata Hengki.
3. Sopir GrabCar positif narkoba
Hengki menambahkan, LI positif narkoba. Hal itu diketahui setelah dilakukan pemeriksaan urine dalam tubuh pelaku yang sudah tak bernyawa.
"Satu hal yang miris lagi, saat diperiksa urinenya positif narkoba. Selalu ada hubungan narkoba dengan kejahatan jalanan," kata Hengki.
LI tewas setelah melakukan perlawanan dan ditembak mati oleh polisi dalam penangkapan di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Jenazah LI telah dimakamkan pada Kamis malam di TPU Tegal Alur, Cengkareng, Jakarta Barat.
Sementara dua rekannya diamankan di Mapolsek Metro Jakarta Barat.
Polisi menyimpan barang bukti milik korban berupa sebuah ponsel merek Samsung A5, sebuah kartu ATM BRI, gelang, liontin, senjata api rakitan, tas, dan uang tunai Rp 100.000.
Adapun barang bukti milik pelaku adalah sebuah jaket merah, dua buah ponsel merek Samsung, dan satu mobil Karimun berpelat nomor B 2353 BZB.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta-fakta Penyekapan Penumpang oleh Sopir GrabCar di Tambora"