Detik-Detik Polisi Bergelantung Di Atas Mobil, Pengemudi Oknum TNI Yang Takut Ditilang

Indra Aditya - Minggu, 20 Mei 2018 | 10:43 WIB

Anggota Polisi yang ditabrak oknum TNI (Indra Aditya - )

Namun Prada Ichsan bantah menyerang Bripda Syaifullah saat ditilang.

Saat diperiksa di Denmadam XIV Hasanuddin usai melapor dan menyerahkan diri di Kodim 1409, Prada Ichsan menjelaskan kronologi dirinya ditilang.

Katanya usai salat subuh dirinya ditemani sepupunya bernama Sahir hendak jalan-jalan ke arah Padi Valley Golf menggunakan kendaran pribadi roda empat jenis sedan Datsun Go.

(BACA JUGA: Pengemudi Arogan Mengaku Anggota TNI, Halangi Ambulance Yang Mau Lewat, Biker Diajak Ribut)

Saat operasi berlangsung Bripda Syaifullah menahan mobil yang dikemudikan Prada Ichsan, pada saat kendaraan dihentikan dengan cara kendaraannya dipukul oleh anggota polisi dan diperiksa.

Prada Ichsan sempat turun dari mobil dan menunjukkan identitas (KTA) sambil berkata,“Saya anggota TNI Pak, maaf saya buru-buru,”

Kemudian KTA tersebut dimasukkan kembali ke saku celana lalu Prada Ichsan langsung naik kendaraan untuk melanjutkan perjalanan.

Namun saat mobil distarter, ada anggota polisi saat itu berterika dan sempat terdengar kata-kata, “Tahan, Tahan, Tembak”,.

Mendengar teriakan itu Prada Ichsan memacu kendaraannya dan bersamaan Bripda Syaifullah memaksa menghentikan mobilnya.

(BACA JUGA: Heboh! Sambil Nyetir Artis Cantik Nafa Urbach Tantang Jadi Calon Pacar, Ini Syarat-syaratnya)

Bripda Syaifullah  meloncat naik di bagian depan kap mobil, sehingga terpental kemudian jatuh ke jalan sehingga mengalami luka-luka.

Mengenai luka yang dialami oleh Bripda Syaifullah karena terkena sangkur, Prada Ichsan membantah keras. “Saya tidak bawa sangkur dan bagaimana caranya saya melukai anggota polisi tersebut sementara saya sudah di atas mobil, saya memacu kendaraan karena khawatir akan ditembak”.

Kapendam XIV Hasanuddin Kol Inf Alamsyah menyayangkan pemberitaan yang menurutnya terlalu terburu-buru tanpa mengkroscek kedua belah pihak sehingga informasi yang diterima oleh masyarakat tidak berimbang.

“Jika kejadian sepele ini dibesar-besarkan bisa berbahaya. Kami juga meminta kepada pihak kepolisian dan masyarakat agar kiranya ada anggota kami yang sudah memperlihatkankan identitasnya diharapkan langsung melaporkan kepada komandannya, sehingga kejadian seperti tadi ini tidak terulang lagi dan multi tafsir serta bisa memecah belah antar kesatuan khususnya TNI dan Polri,” kata Alamsyah.