Yuk Kupas All About Suzuki Satria 120, 2-Tak Pionirnya Bebek Super

Parwata - Kamis, 14 Juni 2018 | 10:00 WIB

All About Suzuki Satria 120 (2 Tak) Pionirnya Bebek Super (Parwata - )

 

Otomotifnet.com - Tahun 1997 silam ketika pabrikan lain masih “memelihara” bebek bermesin horizontal berkapasitas 100-110 cc, Suzuki membuat gebrakan dengan mengeluarkan Satria 120S yang pakai mesin tegak.

Mesin 2-tak 120 cc, transmisi 5 percepatan dan pakai monosok.

Sebuah lompatan yang sangat signifikan.

Satria berkode RU ini pun jadi idola anak muda kala itu sampai medio 2005, karena menawarkan performa di atas rival sekelasnya.

Sampai akhirnya keberadaanya digantikan Satria bermesin 4 tak yang berkode FU lantaran isu emisi.

Bagaimana perjalanan lengkap RU dari awal sampai akhir?

Masalah dan solusinya, perawatan dan seluk-beluknya? Yuk kita simak.

(Tim OTOMOTIF/otomotifnet.com)

Sejarah

Dok Otomotif
Satria 120S (1997)

Satria 120S (1997)

Suzuki pertama kali meluncurkan Satria 2-tak pada Oktober 1997.

Kala Indonesia baru saja dihantam krisis moneter, Indomobil Group dengan percaya diri menerjunkan pendekar saktinya dengan nama Satria 120S.

Fitur dari motor yang berkode RU ini beda dengan pakem bebek 2 tak kala itu, menggunakan monosok dan transmisi 5 percepatan, kehadiran ‘superbebek’ ini cukup menggebrak pasar.

Versi ini memiliki nickname ‘Satria Lumba-Lumba’.

(BACA JUGA: Ngeri! Arwah Jawara Suzuki Era 90-an Alih Rupa Jadi GSX-R150, Rangka Dibuntungin)

Underbone bermesin tegak 50° dengan bore 56 mm dan stroke 49 mm menghasilkan kapasitas 120,7 cc ini tenaganya mencapai 13 dk pada 7.500 rpm dan torsi 12,7 Nm di 6.000 rpm.

Kompresi mesinnya 7,0:1 dengan pasokan bensin karburator Mikuni VM 18 SS.

Mesin berpendingin udara ini juga turut mengadopsi sistem pendingin jet cooled seperti Suzuki RC100 dan Tornado, sehingga tak perlu khawatir overheat.

Rangkanya menggunakan tipe kotak atau delta box yang cukup canggih di kelas bebek, dibuat dengan sistem analisis computer SCAF (Suzuki Computer Analyzed Frame). Bobotnya hanya 102,3 kg saja.

Saat diluncurkan, Satria 120S dibanderol Rp 4,9 juta dengan target penjualan, 7.000-10.000 unit per bulan.

Dok Otomotif
Satria 120R dan 120S (1998)

Satria 120R dan 120S (1998)

Tahun 1998 PT Indomobil Suzuki Internasional, APM Suzuki kala itu meluncurkan Satria kopling tangan atau manual dengan transmisi 6-speed.

Diluncurkan bulan Juli, bertepatan dengan Pekan Raya Jakarta. Harganya kala itu Rp 10 juta OTR.

Namanya ditambahkan embel-embel ‘R’ jadi Satria 120R dengan tagline “Melaju Tanpa Gentar”.

(BACA JUGA: Keren Abis...Suzuki GSX-S Muka Ducati, Lampunya Ternyata Gampang Dicari)

Tampangnya tak berbeda dengan versi S 5-speed, bedanya pakai warna dan striping lebih sporti dan disc brake merah.

Dengan kopling manual berteknologi FAST (Fast Acceleration Suzuki Transmission), menurut Tester OTOMOTIF kala itu, ketika menunggangi motor ini badan seperti ‘ketinggalan’.

Performa mesin Satria 120R juga lebih unggul dari versi 120S, karena pakai karburator lebih besar 2 mm pakai Mikuni VM 20 SS, sehingga tenaganya menjadi 13,5 dk dan torsi 13,2 Nm.

Dan di Satria 120R sistem starternya hanya ada model engkol atau kick starter, sedangkan 120S lengkap ada elektrik dan engkol.

Makanya bobot yang 120R juga berkurang, 100 kg saja.

(BACA JUGA: Ninja ZX-10R Kejebak Balap Liar, Sekali Jambak, Kelar Semua)

Satria 120R Double Disc Brake (1999)

Hanya berselang setahun, Suzuki mengeluarkan Satria 120R dengan pelek racing (cast wheel) dan dics brake di kedua roda.

Bodinya tak ada ubahan dengan versi sebelumnya, tapi pakai warna yang lebih berani seperti kombinasi biru dan kuning, peleknya putih dengan disc brake merah.

Tambahan ini makin membuat Satria bak motor balap jalan raya. Punya tagline “Hanya untuk yang berani.”

Area mesin tak ada ubahan alias sama persis dengan Satria 120R lawas. Satu silinder 120 cc yang menghasilkan tenaga 13,5 dk dan torsi 13,2 Nm.

(BACA JUGA: Mesin Kecil, Gak Pake Supercharger, 'Ninja H2' Ini Jinak, Tarikan Dijamin Gak Ngejambak)

Istimewa
Satria 120R Double Disc Brake (1999)

Satria 120R LSCM (2004)

Tahun 2004 menandai kemunculan Satria dua tak generasi terakhir dengan kode tetap RU. Suzuki Indonesia mengimpor Satria 120R dengan embel-embel LSCM atau yang lebih dikenal dengan julukan ‘Satria Hiu’ langsung dari Malaysia.

Satria Hiu memiliki bodi yang sama sekali beda. Headlamp menyipit, bodi depan lebih ramping tapi bagian belakang tetap gendut, tampangnya kini jauh lebih sporti.

(BACA JUGA: Mesin Kecil, Gak Pake Supercharger, 'Ninja H2' Ini Jinak, Tarikan Dijamin Gak Ngejambak )

Menariknya versi ini juga dilengkapi takometer.

Mesin tetap tapi tenaganya meningkat jadi 15 dk. Transmisinya tetap kopling manual 6 percepatan.

Peleknya model palang dicat hitam dan dilengkapi rem cakram di kedua roda.

Tahun 2005 menjadi tahun terakhir Satria 2 tak dijual di Indonesia, karena setelahnya klan Satria diteruskan oleh Satria F150 4 tak yang berkode FU.

Istimewa
Satria 120R LSCM (2004)

Masalah & Solusi

Ternyata jarang ditemui masalah yang berarti pada motor ini, namun masalah klasik pada motor 2 tak juga terjadi di Satria.

“Seperti yang terjadi di hampir semua motor 2 tak, yaitu baut stud bolt kalah yang bikin kepala silinder ngangkat, efeknya kompresi bocor dan motor kehilangan tenaga. Ini karena tekanan kuat dari kompresi, biasa paling tiap 3 tahun jebol,” buka Indrawan Subekti, kepala mekanik Suzuki SMG (Sejahtera Motor Gemilang) di bilangan Sunter, Jakut.

(BACA JUGA: Daripada Sakit Hati Ditawar Murah, Yamaha Byson Lebih Baik Kena Upgrade Kayak Gini)

Masalah selanjutnya adalah kerak yang menutup lubang exhaust silinder dan knalpot.

“Kalau sudah menumpuk bisa bikin mampet, motor jadi brebet dan gak ada tenaganya,” lanjutnya.

Oleh karena itu perlu rajin dibersihkan, sesuai buku manualnya disarankan tiap 6.000 km.

Lainnya ada di bagian kaki-kaki.

“Kalau sudah tua biasanya sok belakang bocor, sedangkan sok depan pernya udah rapet efeknya amblas dan mentok terus.

Boshing swing arm juga banyak yang sudah oblak,” ujar Fajar Jaya Sukmana dari bengkel FJR di bilangan Pondok Gede, Bekasi yang biasa menangani motor-motor 2 tak.

FJR: 0856-9730-9125

Fariz/otomotif
Oli mesin pakai SGO 20W-50 1,1 liter, karena kapasitas di mesin 1,050 liter

Panduan Servis & Harga Fast Moving

Jagoan 2 tak di zamannya ini perlu melakukan servis berkala tiap 3.000 km.

“Tapi kalau rutin dipakai setiap hari disarankan maksimal 2.000 km atau 2 bulan,” ujar Indrawan Subekti, kepala mekanik Suzuki SMG (Sejahtera Motor Gemilang) di bilangan Sunter, Jakut.

Untuk mesin 2 tak, oli mesinnya lebih awet beda dengan mesin 4 tak.

“Karena hanya melumasi area girboks, jadi punya masa pakai panjang. Meski begitu disarankan untuk mengganti tiap 4 bulan atau 4.000 km meskipun bisa dipakai lebih dari itu, olinya pakai SGO 20W-50,” lanjut pria ramah ini.

Fariz/Otomotifnet
Kampas rem cakram bisa pakai Shogun atau Satria F150 sebelum injeksi

Salah satu yang sangat penting di mesin 2 tak adalah oli samping, yang bertugas melumasi kruk as, dinding silinder dan piston.

“Saat servis akan dicek kinerja pompa oli samping. Caranya dengan mencabut selang oli samping yang menuju intake sambil mesin menyala, apakah tetesannya sesuai dengan rpm mesin, kalau iya berarti berfungsi baik,” rincinya.

(BACA JUGA: Duit Logam Rp 500 Saja, Bisa Bikin Honda Vario 125 Tambah Kencang)

Untuk kampas rem ketiga generasinya sama saja.

“Kampas rem bisa subtitusi pakai Shogun atau Satria F150 sebelum injeksi untuk cakram depan dan belakang, karena sama-sama 2 piston.

Untuk rem tromol belakang semua underbone Suzuki sama bisa saling pakai,” urai Indrawan yang sudah bekerja di Suzuki SMG sejak tahun 2001.

Fariz/ Otomotifnet
Kampas rem tromol bisa subtitusi dengan semua underbone Suzuki

Suzuki Sunter: 021-6520220

Daftar Harga:

Jasa servis ringan                                  Rp 46.500
Oli SG0 20W-50                                     Rp 40.000
Busi                                                      Rp 15.300
Kampas rem depan & belakang cakram    Rp 54.000
Kampas rem belakang tromol                  Rp 35.000

Harga Pasaran Seken

Seiring kembali naik daunnya pacuan 2 tak, Suzuki Satria 120 pun ikut dicari penggemarnya, makanya penjualan motor bekasnya pun relatif bagus di tahun 2018 ini.

“Untuk Satria 120R keluaran tahun 2000 harga pasarannya sekitar Rp 2,2 juta dan generasi 2001 sekitar Rp 2,5 juta,” ujar Didin selaku owner Didin Motor, di Cakung, Jakarta Timur.

Dan ternyata yang jadi favorit generasi terakhir.

(BACA JUGA: Biker Cuma Punya Yamaha Byson, Akhirnya Dimodif Sangar Kayak Begini)

“Sejauh ini banyak yang cari model Hiu tahun 2004-2005, harganya sekitar Rp 4-5 jutaan.

Malah pernah ada yang tebus Satria 120 LSCM 2005 kondisi istimewa seharga 12 juta,” terang Yanto dari Sejati Motor di Jl. KH. Noer Ali No 10, Kalimalang, Bekasi.

Nah berapa kisaran harga lengkapnya? Simak dalam tabel di bawah ini.

Satria 120R 2000 Rp 2,2 juta
Satria 120R 2001 Rp 2,5 juta
Satria 120R 2002 Rp 3,2 juta
Satria 120R 2003 Rp 3,6 juta
Satria 120R 2004 Rp 4,1 juta
Satria 120R 2005 Rp 4,7 juta

Didin Motor: 0812-9154-0958

Sejati Motor : (021) 8612853

Bengkel Spesialis:

Rully Motor Sport: Jl. Cipinang Muara II No. 37, Jakarta Timur. Telp. 0812-1370-7042

Paris Motor Sport: Jl. Jati Makmur Raya, Bekasi Jawa Barat. Telp. 0821-1156-2722

Lokal Racing: Batas Ciledug, Tangerang. Anto: 0822-9950-0678

K22: Jagakarsa, Jaksel. Kahfi: 0815-858-16424

Orens Garage: Godean, Jogjakarta. Bhalonk: 0838-6944-4006

ZMRT: Simpang Jomin, Cikampek, Karawang. Dedi Dzawa: 0856-9771-3387

Eko Cirebon. Telp. 0899-7731-087

Wildan Surabaya. Telp. 0812-9940-2223