Otomotifnet.com - Firdaus Muawam dan Iwan Mahkota jadi bersahabat gara-gara memiliki kesenangan yang sama, yaitu mengendarai Toyota Absolute Corona.
"Meski sudah berumur, Corona ini memiliki aura yang berbeda ketika dikendarai," ujar Firdaus, sapaan akrabnya.
Namun ternyata tetap ada perbedaan dari kedua sahabat ini, yakni selera modifikasi.
Kalau Firdaus lebih memilih gaya OEM Toyota Corona JDM untuk Toyota Corona Absolute 1995 miliknya.
Sementara Iwan menganut gaya sleeper meski banyak pakai aksesori OEM Toyota Caldina facelift di Toyota Corona Absoluter 1998 besutannya.
Penasaran seperti apa modifikasi yang mereka lakukan? (Kyn/Otomotifnet.com)
(BACA JUGA: Pemilik Fortuner Ini Sarankan Ganti Oli Matic Tanpa Kuras, Alasannya Bikin Senyum)
Firdaus, Setia Dengan Gaya OEM
Firdaus, pria berkaca mata ini sempat 'khilaf' memodifikasi mobilnya dengan gaya yang 'kekinian'.
"Ternyata tetap lebih enak yang OEM, tampil beda tapi tetap nyaman," tegas Firdaus.
Ia pun mengembalikan seluruh parts OEM yang dipunyai untuk dipasang kembali.
Contoh untuk eksterior tampak banyak banget!
Mulai head lamp dan corner lamp, bumper dan fog lamp plus parking pole.
Lalu grill, license plate tray, rear spoiler, kaca chromax cokelat, talang air, roof rack, spion defrost.
(BACA JUGA: Dilema, Ayam Tetangga Naik Ke Atas Mobil, Saran Dari Orang-Orang Malah Bikin Senyum)
Semuanya parts OEM dari Absolute Corona versi JDM.
Lalu di interior pun tak kalah banyak.
Jok elektrik plus bahan jok Corona JDM, cover seat aksesori OEM, spidometer digital, door trim, setir.
Lalu sensor headlamp, map light, air purifier tengah dan belakang Corona JDM juga terpasang rapi.
"Sudah hampir mirip dengan yang ada di brosur Corona Jepang," bangganya.
(BACA JUGA: Ini Baru Babang Tamvan, Kijang Kapsul Angkat Bodi, Parkir Sebelahan Sama Fortuner Masih Dilirik)
Dari semua parts OEM yang paling sulit dicari yang mana?
"Spidometer digital paling sulit mendapatkannya, kalau kaca juga sulit tapi ribet di pengirimannya karena ada resiko pecah," bilang pemukim di Tangerang ini.
(BACA JUGA: Naksir Fortuner? Keluaran Awal Bisa Ditebus Rp 150 Jutaan, Lirik Juga Pajero Sport dan Everest)
Tuh, siapa bilang modifikasi gaya OEM itu gampang?
Ternyata sulit juga kan. Salut!
Data Modifikasi
Eksterior :
Head lamp dan corner lamp, bumper dan fog lamp plus parking pole, grill, license plate tray, rear spoiler, kaca chromax cokelat, talang air, roof rack, spion defrost Corona JDM
Interior :
Jok elektrik plus bahan jok Corona JDM, cover seat aksesori OEM, spidometer digital, doortrim, setir, sensor headlamp, maplight, air purifier tengah dan belakang
Pelek :
Corona JDM polish 14 inci
Iwan, Performa Lebih Penting
Beda dengan Firdaus, selera Iwan lebih ke arah sleeper.
"Awalnya mobil ini sempat dimodifikasi dengan pelek besar dan full audio, tapi lama-lama bosen juga. Akhirnya coba main mesin," ujar Iwan.
(BACA JUGA: Serius, Kijang Innova Jadi Fortuner Gaul, Cuma Sisa Dikit Ciri Innovanya, Kalo Gak Jeli Gak Ketemu)
Tak tanggung-tanggung, mesin 3S-GTE keluarga Toyota yang terkenal bertenaga langsung dipilih.
"Karena tidak usah mengubah dudukan karena basic bloknya sama," jelas pemukim di Depok ini.
Memang benar, karena Corona mesinnya berkode 3S-FE, jadi dudukan sama.
Namun karena intercooler-nya model top mount.
(BACA JUGA: Ini Wajah-wajah Toyota Fortuner Nolak Pakai TRD Pabrik)
"Kap mesin harus pakai kap Caldina ST215 yang ada air scoop-nya buat menyalurkan udara dari luar," ucap pria 40 tahun ini.
Kepalang tanggung, sekalian pasang bumper depan, side skirt, rear skirt punya Caldina Facelift.
Lalu head lamp Morette dan gril Caldina juga ikut dipasang.
Sementara di interior cuma pasang spidometer digital seperti Firdaus.
Mesinnya kencang dong?
"Pernah coba tes sampai mentok di 200 kpj, kondisi mesin standar ya," tutur pemilik bengkel Mahkota Motor di Depok ini. Wuihhhh...
Data Modifikasi
Eksterior :
Bumper depan, side skirt, rear skirt Caldina Facelift, head lamp Morette, gril Caldina, kap mesin Caldina
Mesin :
Swap engine Toyota 3S-GTE
Pelek dan kaki-kaki :
Pelek 18 inci, ban Achilles 215/40R18.