Otomotifnet.com - Tak seperti saudaranya yang lain, penjualan Toyota Sienta enggak heboh-heboh banget.
Padahal, dia main di segmen Low MPV yang gemuk lo.
Lalu apa penyebabnya?
"Toyota Sienta punya konsep city car. Mobil ini dipakai di kota-kota. Jadi segmented," jelas Fransiscus Soerjopranoto, Executive GM PT Toyota Astra Motor (TAM) di Jakarta.
Menurutnya, jangkauan Sienta tak seluas Avanza dan Rush yang bisa menjangkau area non perkotaan di seluruh Indonesia.
"Selain itu, konsumen punya banyak pilihan," ucap Suryo, demikian ia biasa disapa.
(BACA JUGA: Toyota Sienta Melempem, Perlu Direfresh Kayak Yaris dan Rush)
Dengan demikian Sienta jadi pengisi niche market.
Suryo lebih menyorot soal luas cakupan market untuk Sienta ketimbang soal model dan selera pasar.
"Kalau mau dibilang, Sienta menarik juga. Chubby-chubby gitu. Spesifikasinya beda," lanjutnya Suryo.
Nah, melihat kembali ke belakang, Sienta bukan diposisikan sebagai pengisi pasar yang sempit.
Tapi justru jadi pemain kuat MPV di segmen antara Innova dan Avanza.
Itu sebabnya, target penjualan berani dipatok 3.500 unit sebulan.
Belakangan, penjualannya terus mengalami penurunan.
Berdasarkan data dari Gaikindo hingga bulan April 2018 penjualan Sienta hanya 390-an unit perbulan.
(BACA JUGA: Sudah Beredar Di Jagad Maya, Toyota Sienta Bakal Facelift?)
Untuk satu ini, Suryo meminta publik menanti kabar terbaru.
"Tunggu sebentar lagi untuk Sienta," ujarnya seraya menampik model facelift di Jepang akan masuk ke Indonesia.
Sementara di akun media sosial Toyota, Sienta facelift sudah terpajang.