"Saya tanya aturannya mana. Karena ini hak saya sebagai konsunen untuk menentukan. Saya merasa memiliki hak pilih untuk menggunakan (taksi) apa saja," tuturnya.
Mendengar pernyataannya, oknum tersebut langsung menerangkan aturan yang ada di bandara. Hal ini membuatnya tidak lantas percaya. Dia tetap meminta aturan tertulis terkait moda transportasi lanjutan.
"Dia malah berbalik mempressure (menekan) sopir taksi untuk menurunkan barang-barang saya," imbuhnya.
Oknum tersebut, kata dia, mengancam ke sopir taksi akan mengambil tindakan.
Oknum itu meminta agar sopir taksi menurunkan penumpang yang dibawanya.
"Kamu tahu aturannya kan. Oo maaf saya tidak tahu. Kamu turunkan atau saya bertindak. Katanya seperti itu," Nathalie menirukan percakapan antara oknum dengan sopir taksi.
Selanjutnya, Nathalie diturunkan di tengah jalan di lingkungan bandara, disaksikan oleh banyak orang.
Ia merasa bahwa aksi tersebut merupakan tindakan premanisme di dalam bandara yang dilakukan secara terang-terangan.
"Orang itu menggunakan pakaian biasa. Makannya saya tanya identitasnya. Saya juga sempat dipanggilkan koordinator taksi, saya juga tidak mau, dan saya tetap meminta pernyataan tertulis. Oknum tersebut juga menawarkan mengantarkan tapi saya tolak," terangnya.
Akhirnya dirinya masuk ke dalam terminal bandara untuk mencari perlindungan. Kemudian, kejadian tersebut diceritakannya kepada Customer Service bandara.
(BACA JUGA: Kurang Dari 10 Detik, Wanita Ini Berhasil Padamkan Motor Terbakar Di Pom Bensin)