Mainan Anak Zaman Old, Enggak Mau Pulang Kalau Belum Dibeliin Truk Mainan Ini

Parwata - Senin, 30 Juli 2018 | 12:00 WIB

Basunie, perajin replika kendaraan asal Jombang sedang mengerjakan mobil mainan berbahan kayu limbah di bengkel kerjanya yang merangkap teras rumah. (Parwata - )

Otomotifnet.com - Anak zaman old, pasti tahu dengan mainan yang satu ini.

Dahulu, anak-anak enggak mau pulang kalau belum dibelikan mainan ini.

Salah satu contoh, mobil mainan berbahan kayu. Meskipun bersaing dengan mainan sejenis berbahan plastik dan logam, yang bahkan dijalankan dengan remote control, mobil mainan kayu tetap bertahan tak lekang oleh zaman.

Setidaknya, di Jombang masih terdapat perajin mobil mainan atau replika mobil yang berbahan kayu, yang usahanya tak hanya bertahan hidup, namun mampu berkembang.

Perajin mobil mainan berbahan kayu limbah itu Mochamad Basunie (68), warga Dusun Subentoro Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang.

(BACA JUGA: Modal Pistol Mainan, 4 Polisi Gadungan Bawa Kabur 2 Motor, Korban Sempat Dibawa Keliling)

Ditemui di 'bengkel' kerjanya yang merangkap teras rumah, tampak jemari keriput masih cekatan mengolah potongan kayu wadang, untuk digarap menjadi replika berbagai mobil, Minggu (29/7/2018).

Bapak tujuh anak dan lima orang cuucu ini terlihat cekatan dan terampil memainkan tangan dan peralatan pendukung. Bahan berupa limbah kayu itu mampu disulapnya menjadi benda yang bernilai rupiah.

Basunie sendiri mengaku sudah lebih dari 15 tahun menekuni pekerjaan menyulap limbah kayu menjadi aneka mainan, terutama replika mobil berbahan dasar kayu.

Mulai truk, bus, sedan, kendaraan lain sesuai permintaan. Termasuk replika ekskavator

Pekerjaan membuat mobil mainan kayu dimulai Basunie dengan membeli potongan kayu jenis wadang dan jati di tempat-tempat orang berdagang limbah kayu.

(BACA JUGA: Mirip Saat Kualifikasi, Rossi Prediksi Jalannya MotoGP Belanda, Ada Sebuah Permainan)

Potongan-potongan kayu limbah dari penjual kayu limbah itu lalu dipotong kecil-kecil menyesuaikan desain dari replika yang akan dibuat.

Langkah pertama untuk membuat replika dimulai dari bagian terkecil, mulai stang mobil, jok, roda, pintu hingga kerangka sebuah kendaraan.

Dia memotong menggunakan gergaji berbagaim ukuran dan bor untuk melubangi.

Begitu bagian-bagian itu rampung, baru dilanjutkan ke tahap beriktunya, yakni menggabungkan bagian-bagian mobil mainan tersebut.

”Untuk menggabungkan bagian kendaraan awalnya dipaku. Lalu direkatkan dengan lem kayu dan terakhir dengan lem kayu dari jenis yang lebih kuat, yaitu yang disebut lem G,” ujar Basunie di sela mengerjakan sebuah replika truk.

(BACA JUGA: Pemilik Jadikan Honda HR-V Mainan, Nyaris Semua Bagian Dimodif)

Basunie menerangkan, untuk membuat replika kendaraan truk paling kecil dengan panjang 62 sentimeter dan lebar 28,5 sentimeter membutuhkan waktu paling cepat tiga hari.

Namun, untuk membuat miniatus bus atau truk dengan panjang 106 sentimeter dengan lebar 28,5 sentimeter membutuhkan waktu paling cepat 11 hari.

Lamanya waktu penyelesaian itu bisa dipercepat dengan membuat bagian bagian kecil dalam jumlah banyak terlebih dahulu, alias secara 'massal'.

Sehingga, saat merangkai kendaraan, tinggal memasang bagian yang dibutuhkan. ”Untuk membuat satu kendaraan rata-rata dibutuhkan 6 wadah lem G, puluhan paku, serta beberapa kaleng kecil cat kayu. Banyaknya sesuai jenis mobil mainan,” terangnya.

Hasil karya Basuni diakui pelanggan memiliki cukup detil. Mulai dari, as, roda hingga stang atau setir mobil, kursi penumpung semuanya digarap secara detil dan mirip aslinya.

(BACA JUGA: Udah Dirombak Abis-Abisan, Kawasaki KLX Cuma Buat Mainan Keliling Kompleks)

Bahkan, dia memberi polesan cat bertuliskan nama-nama bus umum yang kerap berseliweran di jalan raya Jombang. Misalnya, Harapan Jaya, EKA, Sumber Selamat, Restu, dan lainnya. Itu dibuat untuk menambah nilai jual agar mirip aslinya.

Dalam membuat replika itu, Basunie dibantu empat anaknya, serta dan istrinya, Sofa (65). Untuk harga jual, Basunie mematok variatif, sesuai ukuran dan tingkat kesulitan.

Misalnya ukuran paling kecil panjang 62 sentimeter dan lebar 28,5 sentimeter dipatok harga Rp 150.000-Rp 350.000 per unit. Untuk replika kendaraan berukuran jumbo harganya bisa mencapai Rp 1,4 juta per unit.

Basunie mengaku menguasai keterampilan membuat replika mobil secara otodidak. Itu bermula dari kesukaannya 'mengolah' kayu limbah menjadi berbagai peralatan dapur.

Lebih-lebih, sebelumnya dia juga pernah bekerja sebagai tukang kayu. Setelahnya dia juga pernah bekerja sebagai penarik becak di Kecamatan Jogoroto dan sekitarnya.

(BACA JUGA: Bener Juga, Anak Harley Mainannya Jeep, Tapi CJ-7 Ini Kebablasan Off Road)

Saat sebagai penarik becak inilah, menurut pengakuannya, dia kerap melihat bus-bus umum antar kota berseliweran di jalan raya. Dari sini, muncul gagasan atau inspirasi Basunie untuk membuat bus-bus umum tersebut dari kayu limbah.

"Saya merasa sekarang kok sudah jarang yang membikin mobil-mobil mainan seperti itu di Jombang. Saya lalu mencoba dengan bahan dasar kayu. Ternyata banyak pembeli, lalu saya lanjutkan sampai sekarang,” terang Basunie.

Sejak memulai usahanya pertengahan 2000-an, kini pemasarannya sudah cukup luas, sampai luar Jombang.

"Awalnya saya jual sendiri. Tetapi kini ada yang mengambil untuk dijual lagi. Dari Pasuruan, Kediri, Malang hingga Bali,” tuturnya.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Truk Mainan Kayu dari Jombang yang Tak Lekang Ditelan Zaman,