Otomotifnet.com - Mitsubishi Xpander kembali mendapat kritik dari penggunanya.
Setelah sebelumnya muncul problem di sektor mesin soal idle up.
Lantas berikutnya problem di lampu, sokbreker dan yang terakhir soal kebocoran reservoir radiator.
(BACA JUGA: Ini Testimoni Idle Up Mitsubishi Xpander Yang Berisiko Celaka)
Kini ada pemilik Xpander seri Ultimate yang menuliskan Surat Terbuka Untuk Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI).
Pesan ini disampaikan oleh akun Facebook bernama Wawan Hermawan ke group Xpander Mitsubishi Owner Club Indonesia (X-MOC).
Intinya pemilik Xpander seri Ultimate warna putih itu memberikan masukan ke pihak MMKSI soal parts yang dipasang ke Low MPV tersebut.
(BACA JUGA: Sudah Ada Pemecahan Problem Idle Up Mitsubishi Xpander)
Pasalnya si pemilik memakai Xpander bru seumur jagung alias empat bulan dan odometer masih berjalan di angka 7541km.
Namun sudah muncul problem di sektor kaki-kaki belakangnya.
Sokbreker belakang sudah nampak bocor dan mengganggu kenyamanan pemilik.
Saking mengganggunya pemilik bercerita kalau Dirinya merasa tersiksa sebab, setiap dari perjalanan jauh, harus memeriksa keadaan SB.
(BACA JUGA: Mungkin Begini Tinjauan Teknis Idle Up Mitsubishi Xpander Naik Turun)
Saat melintas tol dan tiba2 menerjang lobang, menepi untuk memeriksa SB, untuk memastikan tidak terjadi apa apa.
Bahkan pemilik sampai membandingkan Xpander barunya itu dengan mobil yang pernah ia pakai sebelumnya.
Sebelum menjatuhkan pilihan ke Xpander, pemilik pernag memakai Datsun GO Panca dan Suzuki Ertiga.
Pasalnya Sokbreker yang sudah bocor jika menyalahkan kondisi jalan, kenapa GO Panca yang sudah berjalan 80 ribuan dan Ertiga sudah 100 ribuan tak ada masalah di sokbreker.
(BACA JUGA: Mitsubishi Xpander Diterjang Berita Idle Up, Ini Dia Fungsinya)
Terlebih Xpander barunya di jok baris ketiga selalu terlipat, dan hanya digunakan untuk tiduran anak-anak dalam perjalanan.
Selama 4 bulan, menurut pemilik hanya membawa maksimal 4 orang dewasa beserta 2 anak usia 5 dan 7 tahun.
Berikut Surat Terbuka yang ditulis Wawan Hermawan: