Otomotifnet.com - Ketika peluncuran BMW F 850 GS di Indonesia beberapa waktu lalu, Joe Frans, CEO Maxindo Moto (APM Motorrad Indonesia) bercerita jika varian ini jauh lebih enak dibanding yang digantikan, F 800 GS.
“Sasis, mesin dan fitur semuanya baru,” ungkapnya.
Penasaran dong, apa iya sih?
Guna menuntaskan rasa penasaran, langsung dites menaklukkan berbagai kondisi jalan lebih dari 350 km.
Tepatnya menyusuri pinggiran Bogor Jawa Barat, seperti daerah Rumpin, Ciseeng dan sekitarnya serta diselingi untuk mobilitas harian di jalanan Ibu Kota.
Bagaimana hasilnya? Yuk simak!
Tim OTOMOTIF
Riding Position & Handling
Dengan postur jangkung khas besutan adventure, wajar jika joknya pun cukup tinggi, mencapai 860 mm.
Makanya Tester OTOMOTIF yang tingginya 173 cm dan bobot 64 kg ketika duduk di joknya dan kedua kaki turun, masih cukup jinjit.
Padahal saat diduduki kedua suspensi sudah cukup amblas.
Setangnya yang pakai model fatbar dan dibekali handguard cukup lebar, efeknya saat diraih membuat dada jadi membuka, dan karena jaraknya cukup jauh dari jangkuan, maka lengan jadi lurus.
Oiya diameter handgrip termasuk kecil saat digenggam.
Posisi tangan yang membuka, membuat badan jadi lebih sigap untuk mengendalikan motor terutama saat melahap medan yang tak tentu.
(BACA JUGA: Test Ride Benelli Patagonian Eagle, 250 CC, Suaranya Mirip Moge)
Kala berkendara di jalur berbatu dan tak rata, cuma kalau belum biasa pergelangan tangan jadi mudah pegal.
Posisi kaki pun khas besutan adventure, santai dan cukup menekuk karena footstep agak ke depan.
Dan posisi duduk secara keseluruhan serasa badan masuk ke dalam motor, karena jok rendah ditunjang setang dan tangkinya yang tinggi.
Posisi tersebut membuat jalan jauh jadi nyaman, karena punggung tegak jadi duduk lama enggak lekas pegal.
Kenyamanan itu bukan cuma didapat dari posisi duduknya, tapi juga karena joknya empuk banget!
Termasuk suspensinya khas besutan yang siap melahap segala macam kondisi jalan.
Saking empuknya suspensi, melindas polisi tidur serasa rata, hehee...
Maklum saja jarak mainnya memang panjang banget, depan 204 mm dan belakang 219 mm.
Sehingga ketika melintas di daerah Rumpin, yang mana jalan betonnya hancur akibat dilindas truk pengangkut batu pun rasanya tetap nyaman, karena badan enggak terguncang.
Jadi motor serasa tetap jalan lurus, yang main naik turun kedua rodanya.
Dan kendati ban yang terpasang masih lebih cocok buat jalan aspal, gripnya tetap mumpuni enggak terasa licin.
Tapi kalau di trek tanah tebal sih pasti nyerah, baiknya ganti optional yang memang untuk medan tanah.
Oiya suspensi depan pada unit yang dites model fix, sedang belakang bisa disetel pre-load dan rebound secara manual.
Namun yang akan masuk Indonesia menurut Joe pakai Dynamic ESA, alias suspensi elektronik semiotomatis yang bisa menyesuaikan kondisi jalan layaknya varian R 1200 GS.
Bagaimana handlingnya?
(BACA JUGA: Test Ride BMW R Nine T Scrambler, Performa Di Balik Rp 600 Jutaan)
Nah ini juga istimewa, nurut banget dan terasa ringan, padahal bobot basahnya mencapai 229 kg!
Menurut Joe salah satu sebabnya dari rancangan sasis baru dan pemindahan tangki bensin.
“Kalau F 800 GS tangki di tengah di bawah jok, kalau F 850 GS pindah ke depan, jadi distribusi bobot lebih bagus,” terangnya.
Dengan ukuran ban depan sempit, cuma 90/90-21 juga menyumbang feeling pengendalian terasa ringan.
Kelincahan juga ditunjang sudut belok setang yang lebar, jadi walaupun wheelbase mencapai 1.593 mm, namun radius putarnya termasuk sempit, pas banget ketika blusukan dan butuh belok di sudut sempit.
Sementara roda belakang pakai ukuran 150/70R17 layaknya motor adventure.
Cuma dengan ukuran ban sempit, memang jadi kekurangan saat melibas jalan aspal mulus dan mesti menikung kencang.
Rebah belum terlalu ekstrem grip ban jadi sudah habis!
Dan dengan suspensi yang sangat empuk, ngebut di jalan bergelombang jadi terasa diayun-ayun.
Maklum sih, karena dunianya memang lebih buat jalan gravel atau tanah, bukan untuk kebut-kebutan.
Performa
Dipersenjatai mesin 853 cc 2 silinder segaris DOHC 8 katup berpendingin cairan.
Punya bore x stroke 84 x 77 mm, karakter mesinnya khas overbore tapi stroke panjang.
Dari bawah tergolong smooth, tenaga dan torsinya baru nonjok banget ketika takometer menyentuh angka 4.000 rpm.
Kemudian akan ngisi rata sampai lewat redline di 8.500 rpm dan limiter di sekitar 9.000 rpm.
Cukup rendah kan putaran maksimalnya? Wajar karena punya stroke cukup panjang 77 mm.
Untuk menyesuaikan kondisi medan, F 850 GS ini dibekali 4 buah riding modes.
Memilihnya pencet tombol di setang kanan sisi atas.
Ada Rain, Road, Adventure dan Dynamic.
Jika pakai Rain, maka penyaluran tenaga lebih smooth dari bawah sampai atas, traction control (TCS) dan ABS otomatis menyala.
(BACA JUGA: Fakta Di Balik Test Ride Viar Cross X 200 ES & Cross X 250 ES, Buka-Bukaan Kelebihan dan Kekurangannya)
Saat pakai Road, maka tenaga maksimal 95 dk di 8.250 rpm dan torsi 92 Nm di 6.500 rpm bisa dikeluarkan, biar enggak slip dan terpleset maka TCS dan ABS juga on.
Tapi bisa pula dimatikan pakai tombol yang ada di setang kiri.
Ganti yang Adventure, tenaga juga normal bedanya secara default TCS mati.
Jadi bisa digeber-geber agar roda belakang dapat traksi saat main di lintasan off-road, tapi ABS tetap menyala kendati tetap bisa dimatikan juga.
Sedang yang Dynamic kebalikannya, tenaga tetap maksimal namun TCS on dan ABS mati.
Saat pengetesan mode Rain dan Dynamic jarang digunakan.
Dan paling asyik pakai Adventure, karena bisa ngesot dan wheelie.
Kendati besutan adventure, performa yang ditawarkan tergolong besar dan larinya ngacir banget.
Terlihat dari hasil tes pakai Racelogic.
Untuk meraih kecepatan 0-100 km/jam cuma 4,5 detik saja! Bahkan jarak 0-201 meter hanya 8,3 detik saja.
(BACA JUGA: Test Ride New Kawasaki Ninja 650, Moge Yang Ramah Sama Pasar Indonesia)
Maka jangan heran, buat adventure jelajah desa dan pinggiran kota sangat jarang buka gas lebih dari setengah.
Itu pun lebih sering cuma pakai gigi 3-4, karena tiap gigi nafasnya terasa panjang.
Maka jangan kaget lari 100 km/jam di gigi 6 cuma 3.500 rpm saja!
Untuk data tes lengkapnya bisa disimak di tabel.
Oiya suara mesinnya cenderung berisik, terutama saat stasioner yang mirip keteng kendor, yang mengingatkan pada suara BMW G 310 R, tapi getarannya sangat halus.
Dan jika digeber suara knalpotnya justru yang dominan, rooaarrr...
Suhu mesin tergolong sedang, enggak terlalu panas.
Saat jalan lancar di kisaran 84-89° C, terasa hangat cuma di sekitar lutut.
Tapi jika jalan macet, suhu naik jadi kisaran 99° C dan kipas menyala, maka tulang kering kaki kiri ikut merasakan semburan udara hangat.
(BACA JUGA: Ducati Dibawa Kabur! Ngomongnya Mau Test Ride Taunya Dibawa Sampai ke Jogja, Posisinya Terus Terpantau)
Konsumsi Bensin
Dengan rasio kompresi 12,7:1, maka cocoknya dikasih bensin minimal RON 95.
Setelah dipakai dengan berbagai kondisi jalan, di spidometer tertera konsumsi bensin rata-rata 19,2 km/liter.
Dengan kapasitas tangki 15 liter, maka sekali isi bisa untuk menempuh jarak 288 km. Cukup jauh kan?
Oiya yang menarik, jika bensin sisa 2 bar yang masih bisa untuk menempuh jarak sekitar 70 km, maka di spidometer langsung muncul peringatan agar segera isi bensin.
Fitur & Teknologi
Fitur apa yang sangat menunjang kala adventure?
Kalau diurut dari kaki-kakinya tentu karena pakai suspensi dengan jarak main panjang, yang didukung juga pelek jari-jari namun bannya sudah tubeless.
Jadi tetap ringan dan relatif fleksibel tapi tak khawatir ban mudah kempis.
Suspensinya depan upside down 43 mm sedang belakang lengan ayun aluminium dikawal monosok yang untuk versi Indonesia pakai Dynamic ESA.
Remnya untuk depan pakai cakram ganda 305 mm dijepit kaliper 2 piston tiap sisi keluaran Brembo.
Sedang belakang cakram 265 mm dengan kaliper 1 piston.
ABS tentulah ada dan bisa dimatikan pakai tombol di setang kiri dengan diklik, lalu tekan lagi dan tahan sampai off.
Fitur berguna selanjutnya adalah adanya Connectivity.
Yaitu bisa terhubungnya panel spidometer 6,5 inci TFT dengan smartphone lewat Bluetooth.
Ini bisa memunculkan peta sampai panggilan telepan dan pesan, tentu setelah aplikasi di smartphone BMW Motorrad Connected sudah diinstal.
Hasilnya memudahkan saat adventure, karena arahan menuju titik yang dituju tak perlu tambah gadget lagi.
Bicara spidonya, ini merupakan standar BMW seri terbaru.
Dengan layar TFT 6,5 inci yang sangat berwarna, info yang disajikan sangat beragam.
Untuk mengaturnya lewat tombol dan kenop putar yang ada di setang kiri.
Pada tampilan utama, tentu ada takometer, spidometer, suhu udara, jam dan riding modes.
Di bagian atas takometer ada info odometer, tripmeter, konsumsi bensin, range, fuelmeter tekanan ban dan lainnya yang bisa diganti dengan menekan tombol menu di setang kiri ke atas.
Sedang jika tombol menu ditekan ke bawah, maka masuk pilihan My Vehicle, jika masuk isinya lebih kompleks seperti suhu mesin, tegangan aki, tekanan ban, jadwal service.
Jika digeser ke kanan maka masuk ke Connectivity.
Masih di area setang kiri, tampak ada tombol berlogo lampu.
Ini untuk memilih yang menyala DRL atau lampu utama.
Lampunya sendiri sudah LED dengan sorot yang sedang-sedang saja, tak terlalu terang tapi juga tak redup.
Yang agak kagok klaksonnya, antara ditekan dan munculnya suara ada jeda.
Sesuai tren masa kini, F 850 GS ini juga sudah pakai keyless, jadi anak kunci cukup ditaruh di saku.
Untuk menyalakan mesin cukup awali dengan memencet tombol on/off kontak, lalu tekan tombol starter.
Masih di area setang, sudah dibekali handguard yang berguna melindungi tangan dari ranting pohon atau lontaran kerikil.
Sedang di depan spidometer ada windshield mungil, makanya angin masih lumayan menampol kepala, menghasilkan turbelensi udara yang bergemuruh di kecepatan tinggi.
Lanjut tengok area belakang, di sisi kiri dan kanan sudah tersedia dudukan pannier, sedang di tengahnya ada rak yang siap dipasangi top box.
Satu lagi menurut Joe fitur yang untuk pasar Indonesia nantinya sudah pakai Gear Shift Assistant Pro, jadi pindah gigi jadi lebih nyaman tak perlu selalu ngopling.
Kalau yang dites ini sih belum pakai, tapi tak terlalu masalah, karena handel koplingnya ringan banget.
Harga
Menurut Joe, F 850 GS ini dipasarkan untuk mengisi pasar di bawah R 1200 GS yang sudah terlalu tinggi harganya.
“F 850 GS dipasarkan Rp 560 juta off the road,” ujarnya.
Harga segitu artinya akan ketemu dengan Honda Africa Twin Adventure Sports, yang mengusung mesin 1.000 cc dan dibanderol Rp 585 juta on the road Jakarta.
Kesimpulan
BMW F 850 GS ini menawarkan sebuah motor adventure yang cukup kecil, ramping, handling ringan dan kaya fitur kekinian juga dipersenjatai mesin yang bertenaga.
Cuma memang mesti ditebus dengan harga yang cukup tinggi.
Data tes:
0-60 km/j: 2,3 detik
0-80 km/j: 3,4 detik
0-100 km/j: 4,5 detik
0-100 m: 5,6 detik (@114,8 km/j)
0-201 m: 8,3 detik (@144 km/j)
0-402 m: 12,9 detik (@171 km/j)
Konsumsi bensin: 19,2 km/L
Data spesifikasi
Tipe mesin: Water-cooled 4-stroke in-line two-cylinder engine, four valves per cylinder, two overhead camshafts, dry sump lubrication
Bore x stroke: 84 mm x 77 mm
Kapasitas: 853 cc
Tenaga maksimal: 70 kW (95 hp)/8.250 rpm
Torsi maksimal: 92 Nm/6.250 rpm
Rasio kompresi: 12,7:1
Pengabutan: Electronic injection
Standar emisi: Closed-loop 3-way catalytic converter, EU-4
Kecepatan maksimal: Over 200 km/h
Alternator: permanent magnetic alternator 416 W (nominal power)
Battery: 12 V / 10 Ah, maintenance-free
Kopling: Multiple-disc wet clutch (anti hopping), mechanically operated
Transmisi: Constant mesh 6-speed gearbox integrated in crankcase
Drive: Endless O-ring chain with shock damping in rear wheel hub
Sasis: Bridge-type frame, steel shell construction
Suspensi depan: Upside-down telescopic fork, Ø 43 mm
Suspensi belakang: Cast aluminium dual swing arm, central WAD spring strut, spring pre-load hydraulically adjustable, rebound damping adjustable
Jarak main suspensi depan/belakang: 204 mm/219 mm
Jarak sumbu roda: 1.593 mm
Castor: 126 mm
Steering head angle: 62°
Roda: Cross spoke wheels
Pelek depan: 2.15 x 21"
Pelek belakang: 4.25 x 17"
Ban depan: 90/90-21
Ban belakang: 150/70R17
Rem depan: Dual disc brake, floating brake discs, Ø 305 mm, double-piston floating caliper
Rem belakang: Single disc brake, Ø 265 mm, single-piston floating caliper
ABS: BMW Motorrad ABS (disengageable)
P x L x T: 2.305 x 922 x 1.356 mm
Tinggi jok: 860 mm (OE suspension lowering kit: 815 mm, OE low seat: 835 mm, OE comfort seat: 875 mm, OA rallye seat: 890 mm)
Bobot basah: 229 kg
Kapasitas tangki bensin: 15 L
Cadangan: 3,5 L