Yaitu ITS Team 2 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Semar Urban UGM dari Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Garuda UNY Eco Team dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Mereka menjadi satu-satunya negara yang mewakili benua Asia yang
berpartisipasi di babak final.
Putaran final DWC di London pada bulan Juli 2018 mewajibkan tim yang berpartisipasi untuk
lulus uji inspeksi teknis, tes kualifikasi capaian efisiensi energi di Shell Eco-marathon di Eropa.
Kendaraan yang dirakit harus mampu mengerem dalam jarak maksimum 20 meter ketika
dikemudikan pada kecepatan 40 km per jam.
Baca Juga : Mampir ke Shell-Astra Motoquick, Ada Fasilitas Apa Buat Bikers?
Total panjang lintasan adalah 6,7 km, dengan ketinggian 3 hingga 12 meter.
Nah, semua persyaratan tersebut dipenuhi oleh Tim 2 ITS melalui mobil dengan konsep perkotaan miliknya, Sapuangin XI EVO 2.
ITS Team 2 merupakan tim mahasiswa Indonesia kedua yang mendapatkan kesempatan
istimewa berkunjung ke markas tim balap Scuderia Ferrari di Maranello, Italia.
Sebelumnya, tahun 2016, tim Bumi Siliwangi Team 4 dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung juga melakukan kunjungan serupa setelah menjadi juara.
Hal ini menunjukkan betapa besarnya potensi anak bangsa Indonesia.
Shell melalui Shell Eco-marathon berharap program ini dapat menginpirasi lebih banyak lagi putra bangsa untuk terus berkarya.