Otomotifnet.com - Pasar mobil listrik Amerika Serikat harus siap menerima gempuran perusahaan otomotif asal China.
Sebelumnya, belum ada perusahaan China yang berhasil untuk menembus pasar AS dan membuktikan diri sebagai merek yang bisa dipercaya masyarakat di sana.
Apabila berhasil, maka perusahaan ini bisa disebut meniru kesukseskan Toyota (Jepang) di tahun 1970-an dan Hyundai (Korea) pada era 1980-an.
Sebelumnya, Toyota dan Hyundai di AS dikenal sebagai produk murah yang dibangun dengan baik dan akhirnya berhasil mencuri pangsa pasar di AS.
(Baca Juga : Mobil Listrik PHEV Paling Ideal Di Indonesia, Jarak Tempuhnya Jauh)
Pekan lalu, Qiantu Motor mengumumkan bahwa mereka siap untuk menjadi pembuat mobil pertama dari China yang akan menjual kendaraannya sendiri di AS.
Sebelumnya, pabrikan mobil dari China berhasil menjual produknya ke US dengan memakai merek yang sudah mapan.
Seperti Buick Envision keluaran Shanghai GM yang merupakan perusahaan patungan antara SAIC Motor dan General Motor.
Lalu ada juga Volvo S90, di mana Volvo sendiri sudah dibeli dari Ford oleh Geely (China) pada tahun 2010.
(Baca Juga : Pakai Tesla Model X, Menteri PUPR Bejek Gas Jajal Tol Trans Jawa)
Qiantu Motor sendiri berkeinginan untuk membangun mobil listrik dengan konsep sports car mewah berjuluk K50 pada tahun 2020.
Mobil listrik tersebut dibangun oleh dua perusahaan, yakni CH-Auto (dari China) dan Mullen Technologies (dari California) dengan memakai komponen dari kedua negara.
Nantinya mobil tersebut ditujukan untuk menantang Tesla di AS namun dengan harga yang lebih terjangkau.
Meski belum ada harga pasti, kemungkinan besar Qiantu akan terlebih dahulu menargetkan Tesla Roadster, Tesla Model S, dan Tesla Model 3 sebagai rivalnya.
(Baca Juga : Intip Spesifikasi Blits, Mobil Listrik Wakil Indonesia di Rali Dakar)
Yang berarti Qiantu Motor menantang langsung pemegang tiga puncak penjualan teratas pasar sedan di AS yang sebelumnya diisi oleh Ford, Leus, dan BMW.
Seperti misalnya di kuarta ketiga 2018, Tesla Model 3 adalah mobil listrik terlaris di AS dan sedan terlaris kelima secara keseluruhan
Sedangkan Tesla Model S dan Tesla Model X memegang tiga dari empat tempat teratas di antara mobil listrik terlaris.
Dikutip dari Quartz, Jeremy Acevedo, seorang manajer di perusahaan analisis industri otomotif Edmunds, mengatakan bahwa Qiantu Motor akan mengalami masa sulit.
(Baca Juga : Keliling Indonesia, Mobil Listrik Bikinan Mahasiswa Ngecas Baterai Di Jakarta)
Sementara itu, dengan adanya pabrik sendiri di AS, maka Qiantu bisa menghindari tarif impor mobil Tiongkok.
Selain itu banjirnya mobil listrik baru dari merek sekelas Audi, Subaru, dan Mercedes-Benz di AS dalam dua tahun ke depan juga akan menghambat Qiantu Motor.
Dengan begitu akan banyak kompetisi untuk perebutan ceruk pasar mobil listrik di AS.
Bisa saja pabrikan AS akan tetap menceruk keuntungan pasar mobil listrik dan menghentikan masuknya gempuran dari China, bahkan ketika perang belum di mulai.