Pasang Turbo Dari Mesin Diesel ke Mesin Bensin, Apa Efek Buruknya?

Irsyaad Wijaya - Selasa, 19 Februari 2019 | 19:10 WIB

Turbocharger lansiran HKS berukuran jumbo (Irsyaad Wijaya - )

Otomotifnet.com - Di beberapa mobil baru, turbo menjadi salah satu fitur yang menarik buat speed addict.

Tujuan utama penggunaan turbo adalah agar mesin dapat bekerja lebih efisien untuk mencapai target tenaga yang ingin dicapai, jika dibanding mesin non-turbo atau naturally aspirated (N/A).

Turbocharger bisa diaplikasikan pada mobil bermesin diesel maupun mobil bensin.

Namun, apakah turbo yang digunakan keduanya sama?

(Baca Juga : Perbandingan Mesin Turbo 1.500 CC Wuling Almaz Dan DFSK Glory 580)

"Sebenarnya ada bedanya, di A/R (Area/Ratio) belakangnya. Mesin bensin rpm-nya cenderung tinggi di atas 6.500 rpm, sedangkan mesin diesel di 4.000-an doang," ujar Theodorus Suryajaya, punggawa bengkel Rev Engineering yang biasa menangani turbo.

Jika turbo yang digunakan tidak kompatibel dengan mesin, maka performa akan lloyo atau tak maksimal.

"Misalnya Honda Civic dipakaikan turbo mesin diesel, flownya bakal ketahan jadi rpm tingginya kurang baik," ungkap pria yang akrab dipanggil Teddy.

"Makanya kalau ada customer yang mau pasang turbo, kita selalu kasih pemilihan turbo dengan turbo sizing. Turbo apa yang cocok, boostnya mau berapa," Teddy menambahkan.

(tBaca Juga : Honda Civic Turbo Kena Remap, Langsung Naik Jadi 245 DK)