Ini Perbandingan Shockbreaker Mobil Tipe Gas dan Tipe Oli, Bagus Mana?

Dok Grid - Jumat, 12 Juli 2024 | 11:06 WIB

Sokbreker Tipe Oli Vs Gas Lebih Keras Gas? (Dok Grid - )

Otomotifnet.com - Di beberapa forum otomotif yang kami pantau, kerap muncul percakapan atau pertanyaan soal shockbreaker tipe gas.

Tak jarang ada komentar yang mengatakan kalau pakai shockbreaker tipe gas, akan membuat bantingan mobil jadi lebih keras.

Bahkan ketika OTOMOTIF menanyakan ke salah satu pedagang onderdil di kawasan Sawangan, Depok, sebut saja Roni, ia mengatakan kalau karakter sok tipe gas memang begitu (lebih keras).

Apa benar?

“Tidak seperti itu. Antara sokbreker gas dan oli, tingkat kekerasannya tergantung nilai force yang diterapkan masing-masing pabrikan sok itu sendiri,” bilang Alfian Kudus, punggawa bengkel Absorber Solution.

Yang satu kawasan dengan DSS (Dana Suspension Specialist) Garage di Jl. RE. Martadinata No.73, Ciputat, Tangerang Selatan.

Baca Juga: Harus Tahu, Begini Cara Ngetes Sokbreker Mobil Sudah Lemah Atau Belum

Dok / OTOMOTIF
Uji coba salah satu produk sokbreker belekang tipe gas (kiri) untuk Suzuki Ertiga lama

Masih kata Alfian, kalau sok tipe gas nilai force-nya dibikin lebih tinggi dari tipe oli, sok itu memang akan cenderung lebih keras.

'Tapi kalau nilainya kecil, dia akan lebih lembut. Begitu juga sebaliknya dengan sok tipe oli. Jadi bukan karena dia pakai gas atau hanya oli,' imbuhnya.

Oh iya, menurut Alfian, sok tipe gas itu isinya bukan hanya gas.

“Tetap pakai oli juga. Bahkan jumlah olinya bisa dibilang sama dengan sok tipe oli,” tukasnya.

Nah, sok tipe gas ini kata Alfian karakternya justru lebih responsif dibanding sok tipe oli.

Tak heran bila kebanyakan sokbreker high performance atau kompetisi, menggunakan jenis ini.

Selain itu, beberapa merek mobil juga ada yang menggunakan sokbreker tipe gas sebagai standarnya.

Toh, bantingan suspensinya bisa tetap nyaman.

Baca Juga: Konsultasi OTOMOTIF: Budget Terbatas, Duluan Ganti Ban Atau Sokbreker? 

“Jadi, bukan karena jenis isi soknya, melainkan karena settingan force-nya.

Untuk membuktikannya, bisa menggunakan dyno sokbreker.

Pasti akan ketahuan nilai force-nya antara sokbreker oli maupun gas,” jelas Alfian lagi.

Belum lama ini OTOMOTIF iseng-iseng mengganti sokbreker belakang Suzuki Ertiga GX keluaran 2013, pakai produk aftermarket tipe gas.

Dok / OTOMOTIF
Sokbreker tipe gas (kiri) tetap ada olinya

Dari hasil pengujian kami, saat mobil dikendarai di jalan yang tidak rata atau sedikit rusak, bantingannya bisa dibilang tak jauh berbeda dengan sokbreker standar yang masih menggunakan oli.

Namun ketika melewati speed trap pada kecepatan yang agak tinggi, baru terasa deh respon soknya (rebound maupun compression) lebih mantap dan stabil.

Tapi ketika melewati polisi tidur yang agak tinggi dan curam, saat ban belakang telah melewati polisi tidur tersebut, bagian belakang mobil seperti jatuh tiba-tiba.

Nah, ini yang kerap diasumsikan bantingan soknya keras.

Padahal menurut kami, hal itu karena sokbrekernya cepat meredam tendangan balik per.

Jadi, ketika soknya menekan kala melewati polisi tidur, begitu kelar lewat polisi tidur, per akan mendorong balik kaki-kaki yang ditopangnya.

Nah, saat itu lah sokbreker meredam tendangan balik per, agar kaki-kaki tidak terlalu cepat mengayun turun.

Baca Juga: 4 Cara Mudah Merawat Sokbreker Mobil Agar Umurnya Bisa Awet Tahunan