"Diameternya sama-sama 62 mm dengan pen 16 mm.
Tujuannya buat naikin kompresi, karena dome piston Wiseco lebih tinggi,” terang Tomy sembari bilang rasio kompresi mesin melonjak jadi 11,8 : 1 setelah pakai piston tersebut.
Lalu, guna mengejar asupan gas yang deras dan cepat ke ruang bakar dan melancarkan sisa hasil pembakaran, saluran masuk dan buang diporting.
Hambatan yang ada pada saluran diminimalkan. Trus, klep in dan ex diganti pakai diameter 24/22 mm (standar 22/19 mm) dengan sitting klep berbahan berilium.
(Baca Juga : Efek Pakai Semir Ban Terlalu Sering, Lapisan Silicon Bikin Ban Rusak)
Hasilnya, ketika diukur pakai flowbench semula yang gas speednya mentok di 110 cfm (standar) pada tinggi angkatan kem (lift) 9 mm, usai diporting melonjak naik jadi 150 cfm, atau meningkat sebanyak 27,3 %.
Selanjutnya, profil kem dibenahi ulang pakai metode trygonometry.
“Sekarang pakai hasil riset ke-10,” beber Tomy.
Spek-nya, kem ex membuka di 61 derajat sebelum TMB (setelah angkatan 1 mm) dan menutup di 40 derajat setelah TMA (durasi 281 derajat).
(Baca Juga : Substitusi Kampas Rem Yamaha NMAX Pakai Jupiter Z Atau V-Ixion, Harga Sama)